Pelecehan seksual dan pemerkosaan dapat terjadi pada siapa saja baik pria maupun perempuan. Kasus inipun dapat terjadi pada kamu. Ada beberapa cara untuk menghindarkan diri dari pelecehan dan pemerkosaan dan jika karena suatu sebab kemalangan tersebut menimpa kamu maka janganlah ragu atau malu untuk meminta pertolongan.

Apakah yang disebut pelecehan seksual?
Pelecahan seksual pada dasarnya adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negatif, seperti: rasa malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya, pada diri orang yang menjadi korban.

Apa contoh pelecehan seksual?
Banyak sekali, dari siulan nakal seorang pria terhadap wanita yang dikenal atau tidak dikenalnya, lelucon-lelucon cabul yang diucapkan di hadapan sasaran lelucon, perilaku meraba-raba tubuh korban dengan tujuan seksual, pemaksaan dengan ancaman kekerasan atau ancaman lainnya agar korban bersedia melakukan hubungan seksual, dan sebagainya.

Apakah pemerkosaan termasuk dalam pelecehan seksual ?
Ya, perkosaan adalah bentuk pelecahan paling ekstrem.

Apakah korban pelecehan dan pemerkosaan hanya kaum wanita?
Tidak. Pelecehan dan perkosaan bisa terjadi pada siapapun. Kasus di mana wanita menjadi korban memang lebih banyak terjadi, namun pada dasarnya, setiap orang potensial menjadi korban pelecehan dan perkosaan.

Apakah pelecehan dan perkosaan hanya terjadi antar lawan jenis?
Tidak. Dalam banyak kasus, perkosaan dilakukan oleh pria terhadap pria.

Apakah perkosaan hanya dilakukan oleh orang yang dikenal sebagai penjahat?
Tidak. Dalam banyak kasus, perkosaan dilakukan oleh orang sudah sangat dikenal korban, misalnya: teman dekat, kekasih, saudara, ayah (tiri maupun kandung), guru, pemuka agama, atasan, dan sebagainya.

Dalam banyak kasus lainnya, perkosaan dilakukan oleh orang-orang yang baru dikenal dan semula nampak sebagai orang baik-baik yang menawarkan bantuan, misalnya mengantarkan korban ke suatu tempat.

Apakah perkosaan hanya terjadi pada orang tertentu saja, misalnya kamu (wanita) yang sering berpakaian minim?
Tidak. Perkosaan bisa terjadi pada siapapun, termasuk wanita yang mengenakan jilbab dan berpakaian serba tertutup, atau wanita yang telah memiliki sejumlah anak, wanita mengandung, atau bahkan anak-anak.

Apakah kamu (wanita) yang mengenakan pakaian terbuka atau minim lebih rentan terhadap perkosaaan?
Tidak. Perkosaan bisa terjadi pada siapapun. Namun demikian, cara berpakaian minim memang cenderung memperkokoh cara pandang tentang wanita sebagai objek seks, sedangkan perkosaan sendiri lazim terjadi dalam masyarakat yang memandang wanita sebagai pihak yang memiliki derajat rendah serta memiliki fungsi sebagai pemuas nafsu seks pria.

Bagaimana kamu dapat mencegah terjadinya pelecehan pada dirimu?
Pada dasarnya, setiap orang harus menunjukkan bahwa ia tak bersedia dilecehkan. Kamu sepantasnya tidak memberi peluang pada pihak manapun untuk meleceh-kan dirimu. Sebagai contoh, kamu harus menunjukkan sikap tegas pada saat orang lain melakukan tindakan yang menunjukkan tanda-tanda ke arah pelecehan, seperti meminta untuk membuka pakaian atau meraba-raba.

Bahkan sejak kecil, anak sebaiknya diajarkan untuk tidak membiarkan orang lain selain orangtuanya melihat-lihat atau memegang-megang tubuhnya.

Apa yang harus kamu lakukan bila merasa dilecehkan secara seksual oleh orang lain?
Kamu harus menunjukkan penolakan atau perlawanan dengan tegas. Kamu harus menunjukkan ketidaksukaan atau ancaman terhadap pelaku pelecehan. Yang tidak boleh dilakukan adalah mendiamkan pelecehan.

Kamu perlu bercerita kepada pihak lain sejak awal pelecehan terjadi. Dalam banyak kasus, pelecehan dan perkosaan terjadi karena si pelaku merasa korbannya tak berdaya.

Apa yang harus dilakukan bila kamu melihat ada pelecehan terjadi pada orang lain?
Turut menunjukkan penolakan, ketidak-sukaan atau bahkan ancaman terhadap pelaku pelecehan, serta mengajak pihak lain untuk bersama mengecam pelecehan. Pelaku pelecehan umumnya akan berhenti melecehkan bila merasa bahwa banyak orang yang mengetahui tindakannya dan mengecamnya.

Apa yang harus dilakukan bila terjadi perkosaan?
Segera melapor ke polisi. Di kepolisian korban akan diantar ke dokter untuk mendapatkan visum et repertum. Apabila korban takut pergi sendiri ke kantor polisi, ajaklah teman atau saudara untuk menemani.

Kalau terpaksa korban bisa datang ke Rumah Sakit terlebih dahulu agar dokter bisa memberikan surat keterangan, dan meminta dokter menghubungi polisi.

Sebelum menemui dokter, tubuh korban tidak boleh dibersihkan dari bukti-bukti pemerkosaan. Karena itu, korban tidak boleh mandi terlebih dulu sebelum diperiksa dokter. Sperma hanya hidup dalam waktu 2 X 24 jam. Dengan demikian, jangan menunda pelaporan. Korban juga harus menyerahkan pakaian yang dikenakan saat perkosaan terjadi, atau kancing dan sobekan baju pelaku kepada polisi tanpa dibersihkan dulu. Lebih banyak barang bukti yang dapat diserahkan akan lebih membantu pemeriksaaan.

Apa yang harus dilakukan bila kamu tahu adanya perkosaan?
Yang paling penting adalah membantu korban perkosaan. Setelah perkosaan, umumnya korban akan mengalami guncangan jiwa yang hebat. Karena itu korban membutuhkan dukungan dan rasa simpati dari masyarakat. Jangan sampai korban justru dicemooh dan disisihkan.

Kalau perlu, korban dibantu untuk menghubungi salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memiliki program membantu korban perkosaan. LSM semacam itu umumnya memiliki tenaga terlatih yang akan membantu korban perkosaan, bahkan sampai ke tahap proses peradilan jika memang dikehendaki.

Berapa lamakah korban akan merasakan dampak perkosaaan?
Perkosaan adalah salah satu kejahatan paling biadab. Dalam sejumlah kasus, korban kehilangan nyawanya. Dalam banyak kasus lainnya, meski hidup, korban mungkin akan merasakan dampak kejahatan itu seumur hidup.

Masalah yang dihadapi korban akan menjadi semakin rumit seandainya akibat perkosaan ia tertular HIV, atau ia hamil. Bila ia mengandung janin dari si pelaku perkosaaan, secara hukum ia tetap tidak diizinkan menggugurkan kandungan.

Namun, bila ia memutuskan untuk tetap melahirkan, tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa bayi yang dilahirkannya adalah buah perkosaan.

Demikian pula, tidak mudah bagi wanita yang hamil akibat perkosaaan memperoleh suami. Di sejumlah kasus, korban akhirnya menikah dengan pelaku perkosaan. Bagaimanapun, tidak mudah untuk membangun bahtera perkawinan dengan seseorang yang pernah memperkosanya. Karena itu, perkosaan adalah sesuatu yang mungkin mempengaruhi hidup seseorang seumur hidup.

Saran sederhana untuk menjaga diri dari perkosaan?
• Menunjukkan sikap tegas terhadap segenap bentuk perilaku yang mencurigakan
• Selalu bersikap waspada
• Hindari berjalan di tempat gelap dan sunyi
• Berpakaian sewajarnya
• Sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran semprot, dan sebagainya
• Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur kendaraan sehingga tidak terlihat bingung. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi, seperti kantor polisi.
• Jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat yang belum dikenal
• Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum dikenal
• Berhati-hati jika diberi minum orang
• Pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil, sudah terkunci dengan baik
• Belajar beladiri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang


Ada dua macam manusia di dunia ini, mereka yang mencari alasan
dan mereka mencari keberhasilan. Orang yang mencari alasan
selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya tidak selesai, dan
orang yang mencari keberhasilan selalu mencari alasan mengapa
pekerjannya dapat terselesaikan.



Apa yang Anda rasakan ketika sedang jatuh cinta atau berada di dekat pujaan
hati? Perasaan cinta diketahui bisa menghipnotis bagian otak yang bekerja
sebagai pengontrol depresi dan melakukan analisa higher thought. Itulah
kenapa orang yang sedang jatuh cinta akan merasa riang, gembira, murah
senyum, dan... cenderung "buta". Bagaimana hal itu terjadi?

Adalah dua ilmuwan dari University College London, yang berupaya merekam
gerakan otak manusia ketika sedang memandangi foto kekasih atau pujaan hati.
Dengan menggunakan sebuah functional Magnetic Resonance Imager (fMRI) untuk
mendeteksi kerja otak, mereka akhirnya menemukan apa yang dicarinya.

Dari hasil deteksi fMRI diketahui, bagian otak yang bertugas sebagai
pengontrol depresi dan analisis, sama sekali tidak bekerja ketika orang
jatuh cinta memandangi foto kekasih atau pujaan hatinya. "Sebaliknya, fMRI
menemukan kegiatan yang cukup aktif pada bagian otak pengontrol intuisi,
rasa "ser-seran" dan bagian otak yang bekerja merespon obat. Sedangkan
bagian-bagian otak lainnya tidak bekerja!"

Kenapa demikian? Menurut psikiater dan asisten klinik psikiater di
University of California San Francisco School of Medicine, Dr. Thomas Lewis,
jatuh cinta memang bukan merupakan fungsi otak. Lewis dalam bukunya yang
bertajuk A General Theory of Love mengatakan, jatuh cinta itu lebih
merupakan fungsi saraf.

Oo.. Kalau begitu kesimpulannya, tidak heran kenapa orang yang jatuh cinta
kerap melakukan hal-hal bodoh, karena mereka -mungkin- "bekerja" tanpa
menggunakan otak. Cinta memang buta, tapi berpikir realitis perlu juga,
lho. Btw, bagaimana aktivitas otak orang yang baru putus cinta, ya?

Kamu bisa rugi
Ya, jelas rugi dong……kamu yang cewek bakalan nggak perawan lagi. ‘Trus cowoknya pun bisa nggak perjaka lagi. Nah, apa nggak rugi tuh ! Emang sih, belum tentu semua orang bakalan tahu, tapi ‘kan bisa aja kamu merasa bersalah ama diri sendiri. Perasaan bersalah itu, bisa bikin kamu terhambat dalam aktivitas sehari-hari.

Kamu juga bisa ketagihan
Ini nih, satu lagi akibatnya kalo kamu ngelakuin seks bebas. Pacaran kamu jadi nggak sehat lagi ! Tiap ketemu pacar, pengennya cuman berhubungan seks aja. Kalo keadaan ini berlarut-larut, kamu bisa terus ketagihan hingga nggak bisa melepaskan diri dari perbuatan tersebut.


Jadi, kapan waktu buat kenal sama pacar ?

Kalau setiap saat dihabiskan cuma buat berhubungan seks, kapan kamu punya waktu buat tahu seperti apa pacar kamu ? Gimana kelakuannya, sifat-sifatnya atau pun masalah-masalah yang sedang ia hadapi. Pacaran ‘kan bukan buat senang-senang aja…………
Udah gitu, kamu yang cewek bisa hamil
Ih amit-amit deh kalo sampe hamil di luar nikah ! Tapi, kamu musti tahu kalo akibat hubungan seks itu akan terjadi pertemuan antara sel telur-nya cewek dengan sperma-nya cowok yang kemudian akan membentuk janin. Nah, pertemuan antara sel telur dan sperma itulah yang menyebabkan cewek jadi hamil.

Kalo udah hamil, kamu bisa jadi omongan orang banyak
Terang aja kamu bakalan digosipin banyak orang. Baik tetangga, temen-temen di sekolah atau pun di rumah. Abis, siapa sih yang nggak heran kalo ada remaja cewek yang belon married tapi tiap bulan perutnya makin membuncit. Pasti semua orang pada gatel pengen ngegosipin. Wah bisa merah tuh telinga kamu kalo saban hari diomongin orang, ya nggak ?
Kalo udah nggak tahan, bisa-bisa kamu ambil jalan pintas
Wah, ini sih bahaya banget, kalo sampe kamu nggak tahan malu…..terus ambil jalan pintas buat aborsi alias menggugurkan kandungan. Resikonya gede lho kalo kamu aborsi ! Soalnya kamu kan masih muda, kondisi rahimnya belum cukup kuat buat menyangga kehamilan, apalagi kalo aborsinya pake alat-alat yang nggak steril, resiko terbesar yang bisa terjadi adalah kematian. Tuh, serem kan….!!!
Tapi, kalo nggak aborsi, bisa aja kamu terpaksa nikah
Emang, nikah akibat "kecelakaan" banyak dilakukan sebagai jalan keluar kalo remaja melakukan seks bebas hingga hamil. Tapi, musti kamu catat juga, kalo nikah itu nggak segampang yang kamu kira. Menikah di usia muda di mana kamu belom siap bisa menyebabkan rumah tangga yang dibentuk menjadi runyam. Ujung-ujungnya, bisa aja berakhir pada perceraian.

Kalo udah begini, apa nggak tambah runyam ?
Yang jelas sih, masa depan kamu jadi suram
Hamil, malu, aborsi, atau pun kawin muda, semuanya bisa membuat masa depan kamu berantakan. Bisa jadi kamu merasa enggan melanjutkan sekolah, selain karena malu….bisa juga karena kamu udah musti ngurus momongan. Padahal, ada orang bijak yang mengatakan "Pendidikan adalah kunci sukses di masa depan."
Nah, kalo kamu udah tahu…..
Kalo udah tahu, bakal banyak hal menyeramkan terjadi gara-gara ngelakuin seks bebas…. Kenapa juga kamu harus ikut-ikutan mencoba ?
Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi
dengan lebih cerdik.


Dari ufuk timur semburat merah mulai merayap naik dari balik gumpalan awan yang gelap. Suasana pagi itu masih diselimuti kabut dingin karena hujan baru reda beberapa saat. Hawa dingin masuk ke sel kami melalui celah diantara jeruji besi yang kokoh. Hawanya masih terasa menusuk tulang sumsumku. Ruangan berukuran 4 x 6 meter persegi yang kami tempati makin pengap dengan aroma lantainya yang lembab.

Sayup-sayup terdengar azan subuh dari mushola Lembaga Anak Nakal Tangerang.
"Daeng, bangun Daeng" suara Maman mengusik mimpiku.
"Jam berapa sekarang?" sahutku, seraya tanganku mengucek kedua belah mataku. "Kurang lebih setengah lima, Daeng" jawabnya. "Ayo sholat dulu" ajaknya.
Segera aku bangkit dari tidurku, lalu kulipat kembali tikar plastik pemberian kakakku sebagai alas tidur yang sudah kelihatan lusuh. Bergegas aku menuju kamar mandi lalu berwudhu dan begerak bersama kawan lain ke mushola untuk menghadap Sang Pencipta.
Sebagian besar teman-teman di lembaga ini memanggilku Daeng, sebutan anak asli Bugis, Makasar. Padahal nama asliku Syarifudin. Katanya sih panggilan itu lebih gagah, aku sih terserah mereka saja.

Hari ini adalah genap dua tahun aku menghuni Lembaga Anak Nakal, ini setelah suatu peristiwa tragis yang tak mungkin kulupakan dan telah menyeret diriku sebagai salah satu penghuni tempat ini.

Aku terpaksa pindah ke Jakarta dari daerahku untuk mengikuti kakakku yang berprofesi sebagai pedagang. Aku terpaksa ikut karena tinggal dialah angota keluargaku sepeninggal ayah dan ibuku karena suatu kecelakaan yang merenggut nyawanya. Semenjak aku ikut kakakku, aku bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan padaku untuk melanjutkan sekolah atas biayanya.


Hari-hari pertamaku di SMA Bhineka agak merepotkanku. Ini karena bahasa daerahku yang masih kental. Maka tak jarang yang aku ucapkan kurang begitu dimengerti oleh kawan-kawanku.

Tetapi mereka cukup memaklumi dengan keadaanku. Maka tak heran kalau mereak jarang mengajakku bersendaru gurau, habis kadang suatu pembicaraan dianggapnya lucu tapi aku sendiri tidak merasa lucu.

Tapi bagaimanapun suka atau tidak suka aku tetap harus mengikuti kedaan karean aku berada di lingkungan orang lain yang notabene mereka akan menjadi kawanku kelak. Tinggal bagaimana aku menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.

Suasana istirahat hari itu sangat riuh dengan berbagai tingkah laku anak-anak kelasku. Aku yang masih berstatus anak baru masih belum berani bergaul dengan yang lainnya, makanya aku cuma banyak bediam diri di kelas sambil memperhatikan tingkah laku mereka.
"Din, kamu lagi ngapain?" suara Ani sedikit menggetkanku. Ani adalah sahabatku yang pertama di SMA ini, dia pula yang pertama kali menawarkan tempat duduk buatku pada hari pertamku.

"Lagi duduk-duduk saja" sahutku seraya mempersilakan duduk. "Kok kamu nggak ikut gabung sama mereka?" tanya lagi, sesekali tangannya sibuk menyibakkan rambutnya yang selalu jatuh tergurai menutup wajahnya yang manis.
"Aku belum biasa dengan mereka, lagipula aku takut nanti cuma menggangu saja" sahutku perlahan.

Aku memang ingin juga bergaul dengan yang lainnya cuma sebagai anak baru harus tahu dirilah. Cuma Ani saja yang kadang mengajakku ngobrol, ngobrol apa saja, yaa tentang kehidupanku di Makasar, tentang lingkungan baruku dan macam-macam lagi. Namun kedekatanku dengan Ani dianggap lain oleh Rudi, kawan kelasku yang kabarnya dia naksir berat sama Ani, namun belum kesampaian. Habis Ani nya sendiri cuek bebek sama Rudi.

Sejak hari pertama aku masuk, aku sudah memperhatikan Rudi. Dia sepertinya termasuk siswa yang sedikit urakan, dari penampilannya yang gondrong dan tindikan anting di telinga kanannya. Khabarnya dia dari keluarga broken home. Ayah dan ibunya sudah lama bercerai dan kini ia tinggal bersama ibu dan ayah tirinya.

Suatu ketika aku kebetulan aku lagi sendiri di kelas saat istirahat, tiba-tiba Rudi dan dua temannya masuk dan menghampiriku. Tanpa permisi sedikitpun dia langsung duduk di mejaku dan meletakkan kakinya di atas kursiku. Aku yang melihatnya sedikit gerah dengan sikapnya itu tapi aku coba untuk bersabar.

"Gua liat lu kayaknya suka sama Ani, ya?" tanyanya dengan logat Jakarta seraya tangannya memainkan sebatang rokok.
"Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Ani" jawabku tegas. "Kagak ada hubungan gimane?"sergahnya.
"Udah ngaku aja, kalau elu emang suka sama Ani!" cerocosnya dengan nada yang makin tinggi. Matanya yang tinggal segaris sedikit dipaksakan untuk memelototiku.
Aku yang melihat perubahan pada omongannya sedikit terpancing emosi, segera aku berdiri dari tempatku. Kutatap matanya dengan tatapan yang tajam. Tanganku menegapal erat hendak menghajar mulutnya yang congak.

Namun belum sempat hal itu terjadi tiba-tiba bel berbunyi. Anak-anak segera berhamburan masuk ke dalam kelas. Bersamaan dengan itu Rudi dan temannya ikut bergerak meninggalkanku, namun dengan sedikit ancaman.

"Kalau lu masu dekat-dekat sama Ani, awas!!! ancamnya sambil mengacungkan tinjunya ke arahku. Ani yang kebetulan masuk terakhir sempat melihat kejadian itu mulai mengorek keterangan dariku setelah dia sudah duduk di sampingku.
"Mau ngapain dia dekatin kamu?" tanyanya penuh selidik. "Nggak ada apa-apa!" jawabku sangat singkat.

Jawabanku yang sedikit ketus itu membuat Ani diam, dia tak berani ajukan pertanyaan lagi. Wajahku masih memerah dan degup jantungku masih berdetak kencang, sepertinya aku hampir tidak dapat mengendalikan emosiku. Namun secara perlahan aku sudah mulai dapat mengendalikan emosiku. Akupun sadar kalau aku masih anak barudi sekolah ini.
"Aku tak ingin studiku kacau cuma karena masalah sepele" pikirku.

Ani yang melihat perubahan pada diriku kembali mengintograsiku bak maling ayam yang baru ketangkap basah. "Bener kamu nggak ada masalah dengan Rudi?" tanyanya sedikit berbisik, takut kalau-kalau Pak Tobing, guru Fisika ku yang galaknya minta ampun mendengar percakapan kami. Kalau dia sempat dengar ada yang berbisik waktu mata pelajaran dia, jangan heran kalau penghapus kayu itu bisa landing dengan sempurna ke kepala.

"Cuma masalah sepele, kok "
"Sepele gimana?"
Aku cuma terdiam dan tidak menjawab lagi, habis Pak Tobing menoleh ke arahku sedikit curiga setelah dia merasa ada suara seperti tawon kumpul. Ani kelihatan kesal dengan sikapku. Akupun jadi tidak tega melihatnya cemberut.
"Kamu janji tidak marah kalo aku ceritakan masalahnya?" bisikku yang disambut dengan anggukan kepalanya.

Lalu kuceritakan ihwal permasalahannya dari awal sampai akhir. Pelajaran Fisika yang saat itu kami hadapi tidak begitu kami hiraukan. Ani kelihatan antusias sekali.
"Trus tanggapan kamu bagaimana? tanyanya ketika aku mengakhiri ceritaku.
"Tanggapan bagaimana?" aku balik bertanya. "Ya mengenai ancaman itu"
"Kalau itu sih aku tidak terlalu ambil pusing, lagian aku sama kamu memang tidak ada apa-apa, iya khan?"
Ada sedikit perubahan pada wajah Ani ketika aku menjawab pertanyaan itu.
"Dan kalau dia marah lagi, apa urusannya" jawabku sedikit diplomatis.
"Tapi kalau bisa, kamu jangan sampai bentrok fisik sama Rudi, ya? pintanya sedikit berbisik nyaris tak terdengar olehku."'Dia itu anaknya brengsek dan kalau ribut suka bawa teman-temannya, makanya aku khawatir kalau kamu sampai ribut sama dia" pintanya lagi.

"Aku janji untuk tidak melayaninya lagi kok" jawabku untuk mengurangi rasa khawatir pada diri Ani.
Ani tersenyum tatkala aku mengatakannya sebersit senyum manis terpancar dari bibirnya yang mungil. Lesung pipitnya yang aduhai makan menambah manis wajahnya yang memang sudah manis. Aku yang memperhatikannya tidak melewatkan saat-saat itu sampai aku sedikit grogi dan tidak memperhatikan Pak Tobing yang siap melayangkan penghapusnya. Untung saja bel berbunyi dan selamatlah daku.

Waktu terus bergerak laksana roda pedati yang terus berputar. Banyak hal-hal yang baru aku temui sejak aku tinggal di Jakarta, sama halnya dengan kejadian-kejadian yang aku alami di SMA Bhineka.

Tak terasa aku sudah satu bulan menjadi siswa di SMA Bhineka. Hubungaku dengan teman-teman satu kelas sudah mulai dekat meskipun belum begitu akrab. Namun untuk sedikit ngobrol, mereka suka mengajakku, walaupun kadang logat daerahku masih sering muncul.

Ada satu hal yang belum aku bisa lepaskan dari diriku. Yaitu kebiasanku membawa badik. Badik pemberian pamanku tatkala ku hendak meninggalkan kampung halamanku. Katanya sih untuk jaga diri di negeri orang. Akupun sering dinasehati oleh kakakku untuk tidak membawa badik itu.

"Tapi bagaimana dengan pesan paman?" jawabku yang hanya ditanggapi oleh diam seribu bahasa kakakku pada suatu malam selepas kami sholat maghrib.
Ada satu hal lagi yang belum bisa aku selesaikan, yaitu Rudi.Ya, Rudi anak lama yang masih menyimpan dendam amarah padaku. Padahal aku sendiri merasa tidak punya masalah dengannya. Sudah beberapa kali dia berusaha memancing aku untuk duel, cuma aku tanggapi saja dengan dingin.

Dan terkadang kawan lainya ikut melerai, aku pun berusaha untu tidak melayaninya selama kehormatanku tidak diinjak-injak. Namun puncak kesabaranku akhirnya pecah pada suatu pagi tepat pukul 09.15 tatkala Pak Martomo, guru kimia kami tidak bisa mengajar. Ketika aku lagi asyik ngobrol dengan Ani menunggu Faisal sang ketua kelas yang baru mengambil tugas kimia di ruang guru, tiba-tiba saja Rudi masuk ke kelas dengan sedikit sempoyongan.

Aroma alkohol menyebar bersamaan masuknya Rudi ke dalam kelas. Matanya tampak merah akibat kebanyakan minum. Di tangannya tergenggam sebatang pipa besi. Aku dan kawan lainya heran, apa yang akan diperbuatnya.

"Hai banci!" teriaknya sedikit terhuyung seraya pipa itu ditunjukkan ke arahku.
"Kalau lu bukan banci, lawan aku sekarang!" teriaknya lagi dengan sedikit parau. Aku yang merasa ditunjuk jadi emosi. Belum pernah aku dibuat semalu itu di depan umum. Rasa kehormatanku seakan tertohok oleh kata-katanya. Sebagai Putra Bugis pantang bagiku untuk dibuat malu di depan umum.
"Siapa yang banci!" jawabku lantang tidak mau kalah dan berdiri di depannya sambil menatap matanya yang makin sayu karena pengaruh alkohol. Ani dan yang lainya segera menghindar berlarian menuju ruang guru. Namun aku tetap berusaha untuk menjaga emosi jangan sampai aku terpancing olehnya, karena aku memang nggak ada masalah dengannya.
Baru saja aku hendak menarik nafas sebagai cara menenangkan diri, tiba-tiba Rudi mengayunkan pipa besi itu ke arah kepalaku. Segera aku menghindar dan secepat kilat aku meraih sesuatu dari bajuku, dan ....
"Cressss"
Badik pemberian pamanku itupun menancap tepat di dada Rudi. Mulutnya mengerang kesakitan, matanya terbelalak, tangannya memegangi badikku yang telah menancap di dadanya. Darah segar mengalir deras dari dadanya membasahi baju putihnya. Seiring dengan itu ia pun goyah seketika. Kedua kakinya seperti tak kuasa meopang tubuhnya lalu ambruk ke lantai.

Rupanya tusukanku tepat megenai jantungnya. Dia tak begerak sedikitpun. Darah mengalir dari bekas tusukanku. Suasana kelasku jadi kacau, anak perempuan berteriak histeris seakan tidak percaya dengan semua ini. Aku yang barus saja menikamnya berdiri menatap wajah Rudi. Tidak ada lagi keangkuhan lagi di wajahnya. Hilang sudah kesembongannya yang selama ini dia agungkan. Namun tiba-tiba saja ada rasa gejolak yang memberontak dalam relung kalbuku. Ada rasa penyesalan dan rasa kasihan yang timbul, tapi ....
"Daeng lagi ngapain?" suara Maman kembali mengagetkanku dari lamunan masa laluku yang kelam. "Ingat kejadian dual, ya?" tanyanya lagi sambil ikut duduk di sampingku. "Orang seperti Rudi itu memang harus diberi pelajaran biar tidak kurang ajar" ujarnya, sambil mulutnya asyik mengunyah sepotong roti dan tangannya memegang secangkir kopi yang masih hangat.

"Kamu nggak usah pikirkan lagi, lagian kamu kan membela kehormatanmu sebagai orang Bugis" ujarnya lagi lalu menyeruput kopi hangatnya. Nikmat.
"Tapi ....."
"Ala ... sudahlah nggak usah dipikirkan" sahutnya sambil menarik tanganku untuk menikmati saran pagi di ruang makan. Namun bagaimanapun aku tetap menyesali perbuatanku, karena aku telah menghilangkan nyawa seseorang.
Seseorang yang sebenarnya masih ada pertalian darah dengaku, karena Rudi adalah saudara tiriku yang telah lama berpisah denganku sejak bayi. Rudi diasuh oleh ibunya yang hijrah ke Jakarta setelah bercerai dengan ayahku. Rahasia ini aku ketahui setelah kakakku yang menceritakannya padaku setelah aku menghuni lembaga ini.

Tapi penyesalan tinggalah penyesalan. Nasih sudah jadi bubur. Biarlah aku menjalani sisa masa tahanku yang entah berapa lama lagi akan aku selesaikan. Aku berjanji untuk menemui keluarga Rudi selepas masa tahananku untuk meminta maaf akan kesalahanku. Dan harapanku semoga kesalahanku ini dapat dimaafkannya.

Ditulis Oleh : ACI, Jatibening Desember 1996.

Bila anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan anda membuat
suatu kesalahan. Bila anda membuat kesalahan, itu adalah
hal yang hebat. Karena anda berkesempatan belajar sesuatu.

Akui kesalahan anda, teliti dan pelajari secara mendalam.
Jawablah kesalahan anda tersebut. Kesalahan adalah guru
yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, anda
dibantu untuk menemukan apa yang benar.

Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan.
Suatu saat, seorang pegawai membuat kesalahan besar yang
merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang
dipanggil ke kantor Watson, berkata "Anda pasti menghendaki
saya mengundurkan diri." Jawab Watson, "Anda pasti bercanda.
Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik
anda..."

Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang
terjadi, termasuk kesalahan. Bila anda membuat sebuah
kesalahan, hal yang terbaik adalah mengumpulkan kembali
keping-keping yang terserak, dan memperhatikan bagaimana
hal itu bisa terjadi.

Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan.
Selanjutnya manfaatkan pengetahuan baru anda itu.














Kalau dilihat dari logika (baca:Alasan-red.) ini, sebenarnya
bukan salah sang siswa bila ia tidak lulus ujian, belajar pun tidak sempat....
> >
> > Tahukah Anda, setahun itu hanya terdapat 365 hari? yang kita tahu
> > sebagai tahun akademik siswa....Kita hitung!
> >
> > Hari Minggu; 52 hari dalam setahun, Anda pasti tahu kalau hari minggu
> > adalah untuk istirahat.
> > Hari tersisa tinggal 313.
> >
> > Hari Libur (Nasional maupun Internasional); Tak kurang dari 13 hari
> > Libur setahun.
> > Hari tersisa tinggal 300.
> >
> > Liburan sekolah; Jelas semua siswa akan berlibur dan tidak akan
> > belajar. Biasanya sekitar 2 bulan lebih, anggaplah sekitar 60 hari.
> > Hari tersisa tinggal 240.
> >
> > TIDUR 8 Jam sehari untuk kesehatan; berarti 120 hari terpakai.
> > Hari tersisa tinggal 120.
> >
> > Tentu kita beribadah kan? paling tidak 1-2 jam kita beribadah, kita
> > alokasikan 25 hari dalam setahun.
> > Hari tersisa tinggal 95.
> >
> > BERMAIN yang juga baik untuk kesegaran dan kesehatan, paling tidak
> > memerlukan 1 jam sehari. Terpakai lagi 15 hari.
> > Hari tersisa tinggal 80.
> >
> > MAKAN ! paling tidak selama satu hari kita habiskan 2 jam untuk
> > makan/minum, hilang lagi 30 hari.
> > Hari tersisa tinggal 50.
> >
> > Jangan lupakan, Manusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi
> > dengan orang lain, kita ambil 1 jam perhari untuk berbicara. 15 jam
> terpakai lagi,
> > Hari tersisa tinggal 35.
> >
> > Kita pun bisa sakit; paling tidak 5 hari dalam setahun, sudah cukup
> > mewakili.
> > Hari tersisa tinggal 30.
> >
> > Ujian itu sendiri biasanya dilaksanakan selama 2 minggu per semester,
> > berarti, 24 hari sudah teralokasi untuk ujian.
> > Hari tersisa tinggal 6.
> >
> > Nonton dan jalan-jalan paling tidak 5 hari dalam setahun.
> > Hari tersisa tinggal 1 hari.
> >
> > Satu hari yang sisa itu kan HARI ULANG TAHUN !
> >
> > "Masa' belajar sih?"
Kelahiran seorang anak perempuan bisa menjadi momok mengerikan bagi sebagian masyarakat di daerah pantai utara (pantura) Jawa, tapi dipandang sebagai barang komoditi yang laku di jual. Dari hasil penelitian Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM) Unika Atmajaya, Jakarta, di Indramayu misalnya, anak perempuan dianggap sebagai karunia terbesar karena bisa menjadi harapan orang tua untuk keluar dari kemiskinan. Meskipun untuk mewujudkan harapan tersebut, sang anak gadis harus jadi Pekerja Seks (PS).

Fenomena yang menarik adalah pernikahan bisa menjadi salah satu cara PS meninggalkan dunia pelacuran. Namun "perkawinan" di Indramayu, perempuan menjadi "istri" di bawah tangan/gendak dari seorang laki-laki yang dapat membiayai seluruh kehidupan PS dan keluarganya. Dengan cara ini, PS bisa keluar dari pelacuran dan pulang ke rumah di desa dan hanya melayani satu laki-laki saja. Namun bila laki-laki yang bersangkutan telah bosan dan tidak lagi mau atau mampu membiayai kehidupannya, ia akan kembali menjadi PS.
Dalam seminar Kaitan Faktor Sosial-Ekonomi terhadap Masuknya Perempuan dalam Industri Seks dan dampaknya pada Kesehatan Reproduksi di Aula Unika Atmajaya, Kepala PKPM Unika Atmajaya, Dr Clara Ajisukmo, MSc, menjabarkan, faktor kemiskinan atau kesulitan ekonomi sering dikambinghitamkan sebagai penyebab kaum perempuan memasuki industri seks. Padahal, kemiskinan bukan satu-satunya faktor pendorong perempuan masuk ke duania prostitusi.

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan sejak akhir Nopember 2002 hingga pertengahan Pebruari 2003 yang mengambil daerah penelitian di Indramayu, Jepara dan Banyuwangi dengan lokasi kerja di Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya, diketahui bahwa 87 % perempuan menjadi PS karena kemauan sendiri. Yang tidak atas kemauan sendiri biasanya karena ditipu oleh saudara, tetangga dan teman bermain. Alasan pendorong adalah butuh uang, sedang alasan penarik adalah ingin punya uang banyak atau hidup mewah
































































Pada saat planet yang sekarang dikenal dengan nama Uranus
ditemukan oleh Sir William Herschel pada tahun 1781, planet
itu diberi nama "Georgium Sidium", untuk menghormati Raja
George III dari Inggris.

Hingga bertahun-tahun planet itu tetap dikenal dengan nama
Georgian. Hingga akhirnya pada tahun 1850 namanya diganti
menjadi Uranus, sesuai dengan tradisi menamakan planet-planet
berdasarkan nama dewa-dewi Romawi.


Saya melihat seorang pemecah batu sedang memukul sebongkah
batu padas sampai seratus kali tanpa kelihatan retak
sedikitpun. Tapi, pada pukulan ke seratus satu kali, batu
itu pecah menjadi dua. Saya tahu bahwa bukan pukulan yang
terakhir itu yang membelah batu, tapi semua pukulan yang
sudah dilakukan sebelumnya. (Jacob Riis)

















Bayangkan anda saat berada di tengah samudera di atas sebuah
speedboat. Lima puluh kilometer di depan anda adalah sebuah
pulau, dan di pulau itu terdapat semua yang anda inginkan dan
cita-citakan. Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk
mendapatkan itu semua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau
itu ada di belakang cakrawala. Tapi cakrawala yang mana?

Masalahnya adalah anda tidak punya kompas, peta, radio,
telepon, dan anda tidak tahu mana arah ke pulau tersebut.
Arah yang salah akan membuat anda melenceng jauh sekali dari
pulau impian, sementara di sekeliling anda yang terlihat cuma
laut dan langit. Dalam dua jam, anda bisa saja telah sampai
di pulau impian. Tetapi bila anda salah arah, anda bisa
kehabisan bahan bakar sebelum bisa mencapai pulau impian.

Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui dan mengerti
kegunaan hidup anda, adalah sama dengan dilema pulau impian.
Semua impian anda sebenarnya bisa tercapai, namun untuk
mencapainya anda harus mengetahui apa, di mana, dan bagaimana
mencapainya.

Anda mutlak mengetahui arah untuk mencapainya, dan untuk
itu anda memerlukan peta. Tentukan peta anda sekarang,
untuk dapat mencapai impian anda. Buat seteliti dan seakurat
mungkin, dan selanjutnya anda tinggal mengarahkan speedboat
ke pulau impian anda.
eramuslim - Namanya Hambali, 25 tahun, kakak dari enam adik itu sudah tiga hari ini selalu terlambat datang ke masjid untuk sholat shubuh berjama’ah, namun meski terburu-buru ia masih menyempatkan diri menjadi masbuk atau bahkan setelah jama’ah lainnya sudah mengucapkan salam. Tak apalah, katanya, yang penting ia dan adik-adiknya tak absen ke masjid untuk berjama’ah. Sebelumnya ia tak pernah begitu, wajar karena empat hari yang lalu, dini hari sekitar pukul 03.00 ayahnya yang tukang angkut sampah di perumahan sekitar tempatku tinggal, meninggal dunia. Makanya, kalau dulu ada yang membantunya membangunkan adik-adiknya untuk bersiap-siap shubuh di masjid, kini ia harus melakukannya sendiri. Pasalnya, dua belas tahun lalu, ibunya telah terlebih dulu meninggalkan mereka saat melahirkan si kecil, Salma.

Hambali dan semua adiknya, memang bersedih ketika ayah mereka meninggalkan mereka saat tengah terlelap. Tak dinyana, perjumpaan sesaat sebelum tidur semalam adalah terakhir kali mereka bercanda dengan ayah mereka. Namun Hambali tetap tegar, sebagai kakak tertua dari enam adiknya, ia merasa harus menunjukkan bahwa bagaimanapun kesedihan melanda, mereka tak bolah larut. Tetap tegak menatap hari esok, sambil berpikir bagaimana berjalan tanpa pegangan kokoh yang keduanya telah hilang sekarang, tanpa bimbingan orangtua, tanpa ada lagi tempat mengadu, apalagi minta uang saku sekolah bagi adik-adiknya.

Pagi ini di depan gang sambil menunggu kendaraan, aku bertemu Hambali. Ia sudah kembali bekerja –menjadi pesuruh di sebuah lembaga tinggi negara-. Ia tersenyum melihatku, padahal masih ada kegetiran didadaku merenungi nasib Hambali dan adik-adiknya. Namun pagi itu Hambali memberi pelajaran terbaik buatku ketika ia mengatakan, “Allah menyayangi anak-anak yatim, kalau dulu sewaktu ibu meninggal, masih ada bapak yang menyayangi. Saya yakin selama ini Allah sudah menyayangi kami. Tapi kini, keyakinan saya bertambah bahwa Allah semakin sayang kepada kami. Cara Dia mengambil bapak dari tengah-tengah kami, menumbuhkan keyakinan didiri kami kalau Allah ingin lebih total mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, tinggal bagaimana kami tetap tawakal dan bersyukur atas segala kehendak-Nya, seraya bersegera membalas cinta-Nya”.

Subhanallaah … aku tak menyangka Allah berikan kekuatan hati melebihi ketegaran batu karang di lautan, lebih kokoh dari gunung-gunung yang berdiri menjulang kepada seorang anak yatim piatu. Nampaknya, keyakinannya terbukti, bahwa kasih sayang Allah tengah tercurah kepada mereka, Hambali dan semua adiknya. Saat itu juga aku menengok ke dalam hati ini yang begitu kerdil, cengeng, sering tidak kuat ketika menerima cobaan hidup, dan terkadang memaki-maki Allah menganggap Ia tak adil memberikan keputusan-Nya kepadaku. Padahal, aku disampingku masih ada dua orangtua yang sehat dan bugar, keadaan ekonomi keluargaku pun masih lebih baik dari Hambali.

Nampaknya falsafah air semakin ditekan kebawah semakin besar dorongannya keatas, menjadi pelajaran tersendiri buatku. Hambali, juga semua anak-anak yatim di negeri ini jauh lebih tegar, hati mereka sekokoh gunung, justru karena setiap hari mereka ditempa cobaan yang tak henti-hentinya, sehingga mereka menjadi terbiasa menghadapi semua cobaan, ujian hidup seberat apapun. Jika anak-anak yatim itu melihat kecengenganku ketika tertimpa cobaan kecil saja misalnya, mungkin mereka akan tertawa terbahak-bahak dan menganggap aku seorang yang tidak bakal mampu bersaing melawan kerasnya kehidupan.

Padahal dengan semua kelebihan yang kumiliki, seharusnya aku jauh lebih kuat dari mereka, jauh lebih tegar menghadapi cobaan hidup. Toh aku masih punya tempat berpegang ketika merasa tak kuat, atau setidaknya kedua orangtuaku akan memapahku seraya membangunkanku ketika aku jatuh. Lagi pula, seharusnya juga aku bisa menjadi kaki-kaki kokoh yang membantu Hambali dan anak-anak yatim itu tegak berdiri. Dengan kelebihan yang kupunya, seharusnya kuberikan sebagiannya kepada mereka, agar senyum keceriaan menikmati hidup tak hanya milik orang-orang berpunya.

Lalu apa artinya sholatku selama ini jika keberadaanku tak berarti apapun bagi anak-anak yatim dan orang miskin di sekitarku. Padahal Allah menempatkan urutan diatas sebelum memperbaiki sholat seorang mukmin adalah memperhatikan anak-anak yatim dan orang miskin (QS. Al Maa’uun).

Tentu bukan hanya Hambali dan Salma anak yatim di negeri ini, tengoklah kesamping kanan dan kiri kita, masih banyak anak-anak yang tak dapat menikmati sarapan pagi, sementara kita santai menghabiskan uang untuk makan di tempat mahal. Tidak sedikit dari mereka yang tak memiliki pakaian layak, sementara kita sibuk setiap hari membeli model terbaru untuk penampilan kita. Kita merasa puas dan senang jika bisa mengajak beberapa teman untuk makan bersama, tapi tak pernah bergetar menyaksikan mulut-mulut ternganga yang memperhatikan kita dibalik kaca restoran. Padahal sesungguhnya saat itu juga, kita tengah mengesampingkan kunci surga yang tergeletak dihadapan kita. Tak semestinya, kita membiarkan kunci surga itu terbuang begitu saja atau diambil orang-orang selain kita yang memang berlomba mendapatkannya.

Hmmm, aku tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya Hambali, Salma dan seluruh anak-anak yatim di negeri ini di bulan ramadhan yang akan segera tiba ini. Karena bukankah salah satu kebahagiaan ramadhan adalah sahur dan berbuka bersama dengan seluruh keluarga. Mungkinkah masih ada keceriaan di hari raya nanti bagi mereka, saat tak ada lagi pakaian baru dan makanan enak di rumah mereka, ketika tak ada lagi tangan-tangan hangat yang harus mereka kecup di hari fitri itu. Jawabnya ada pada diri kita, yang Allah titipkan rezeki mereka pada sebagian dari harta yang kita miliki. Kalaulah si Anak Yatim Baginda Rasulullah begitu memuliakan anak-anak yatim, kenapa kita yang mengaku sebagai pengikutnya tidak meniru? Wallahu’a’lam bishshowaab (Bayu Gautama)















Bagaimana menghadapi rekan kerja yang suka mengeluh? Tentu tidak mudah,
apalagi jika acara mendengarkan keluhan itu sampai merampas waktu dan
mengganggu konsentrasi kerja Anda.

Sebagai teman yang baik, Anda pasti ingin mendengar dan memberi perhatian
terhadap keluhannya. Tetapi Anda juga nggak mau konsentrasi kerja
terganggu. Saran dari Michael P. Nicholas dalam bukunya “The Art of
Listening” berikut ini mungkin bisa membantu.

Jika waktu Anda cukup luang dan Anda merasa cukup nyaman menjadi pendengar,
dengarkan keluhannya dengan seksama. Tetapi jika waktu Anda hanya sedikit
dan harus menyelesaikan pekerjaan tetaplah dengarkan keluhannya sebentar
tapi sejurus kemudian katakan padanya, "Saya ingin sekali mendengarkan
keluhan kamu sampai tuntas. Tetapi saya juga sedang dikejar 'deadline',
bagaimana kalau kamu datang lagi kalau pekerjaan saya sudah selesai? Jadi
saya lebih leluasa mendengarkan dan memberi sedikit solusi untuk kamu..?"
Jika ia seorang 'pengeluh' yang pengertian, pasti ia cukup tahu diri dan
akan segera berlalu dari sisi Anda, walau kemungkinan ia akan kembali lagi.
Tetapi kalau ia tetap memaksa dan mengatakan, "Saya minta waktu kamu
sebentaar aja..." sambil terus menceritakan segudang keluhannya, jangan
bersikap emosional dengan segera menyuruhnya pergi. Dengarkan keluhannya
tetapi dengan sorot mata tertuju pada layar komputer dan mulai mengetik
pekerjaan.

Kemudian lakukan isyarat konvensional dengan mulai memijat nomor telepon
dan katakan, "Maaf saya harus segera menghubungi calon klien, saya sudah
janji menelponnya pagi ini. Kalau tidak, alamat batal deh kontrak bisnis
kita. Bagaimana kalau pembicaraan kita lanjutkan nanti saja?".
Mudah-mudahan ia bakal nggak enak hati dan menyingkir dari meja kerja Anda.

Selanjutnya jika ia datang mengeluh di saat yang memang memungkinkan,
dengarkan keluhannya dengan sorot mata tertuju penuh padanya. Jangan
mengalihkan pandangan saat ia mulai melontarkan kekhawatirannya. Asal Anda
tahu, sorot mata yang penuh perhatian sama saja dengan sebuah ketulusan
yang besar untuk mendengar ketimbang seribu kata penuh basa-basi.

Dan jangan dikira Anda harus memberi segudang nasehat dan saran atas
keluhannya. Cukup dengan konsentrasi mendengar dengan bahasa tubuh yang
mendukung seperti mengangguk-angguk tanda Anda menyimaknya, mampu
membuatnya lega.

Tapi kalau Anda ingin mengomentari atau memberi saran maupun solusi,
hati-hati. Ingat, Anda bukan psikolog apalagi psikiater. Berikan saran yang
sederhana yang kira-kira tepat untuknya. Jangan lupa awali dengan
kata-kata, "Menurut saya..."

Perlu Anda ketahui respon Anda terhadap lingkungan menunjukkan kualitas
pribadi secara keseluruhan. Belajar menghargai dan memahami kegalauan orang
lain adalah cara bijak untuk diterima lingkungan tanpa berharap mendapat
predikat 'si orang baik'. Begitu juga belajar untuk menolak gangguan orang
lain tanpa menyinggung perasaannya merupakan salah satu cara untuk diterima
lingkungan dengan baik.

Zaman Sekarang makanan berbahaya lebih banyak lagi, yang dapat merusak kesehatan dan bisa mengakibatkan kematian, oleh karena itu kita harus lebih waspada, berikut ada beberapa makanan berbahaya
Tahukah anda bahwa:

1. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa. Ini OK dan aman.
Namun ternyata para pembuat nata de coco mempercepat produksi dengan
menambahkan pupuk ZA * yang sebenarnya tidak layak untuk food production.
Perusahaan besar seperti Sari Coco, dlsb. yang dijual di pasar grosir,
mengumpulkan produk dari pembuat nata de coc rumah tangga dan lalu
mengemasnya menjadi menarik.

2. Siswa-siswa sebuah SMU swasta melakukan penelitian untuk mengukur
kadar Vit. C dalam berbagai buah dan juga produk jadi berlabel
"Vitamin C". Tes dilakukan dengan endophenol yang dari biru
akan berubah putih jika ditetesi Vit. C alias asam karboksilat.
Penemuan menunjukkan bahwa jeruk impor lebih banyak Vit C dibandingkan
jeruk lokal.
Beberapa produk komersial seperti minuman kotak, botol dlsb ternyata
memakai "sari rasa jeruk" dan hampir tidak ada Vit. C samasekali.
Produk bubuk "N....Sari" yang sangat terkenal, sedikit lebih canggih.
Mereka menambahkan asam karboksilat yang diduga menaikkan jumlah Vit
sebagai kataalis. C.
Artinya memang akhirnya ada vit C tapi bukan asli Vit.C. Jadi Vit C.
aspal.

3. Es mambo. Ini industri rumah tangga, bisa dari teh manis atau kacang
hijau santan pandan gula jawa atau bahkan sirup. Banyak yang tidak
memakai gula samasekali namun sebuah produk sweetener kimia
yang banyak dijual. Saya lupa namanya, nama kasarnya biang gula.

4. Terasi berwarna merah karena diberi pewarna Rhodamin B yang seharusnya
untuk tekstil.
Rhodamin termasuk karsinogenik yang kuat dan hebatnya murah meriah.
Tampaknya bukan ini saja, banyak pembuat limun,sirup, permen, sosis, dan
bahkan kemungkinan masakan kerang di warteg, juga merah mengandung zat
ini.

5. Hampir Semua produk mie kering mengandung formal dehyde atawa formalin.
Ini juga sering dipakai pada pembuatan tahu, bakso, sosis dlsb.

Poin 4 dan 5 saya ambil dari artikel KOMPAS.

6. Hampir semua pedagang goreng-gorengan (tempe, tahu, bakwan, pisang dlsb)
menggunakan minyak bekas dengan kadar cholesterol berlipat ganda.
Kupikir paling aman beli di pagi hari karena mungkin mereka baru
menggorengnya.Ternyata ada yang menyimpan kembali minyak kemaren sore
dan
menggunakannya di pagi hari. Sami mawon. Atau anda harus cari langganan
dan
meyakinkan benar bahwa setiap pagi selalu minyak baru.
This is one of the most efficient ways to reduce people's life
expectancy.
The other one is Padang's food.
Selanjutnya terserah anda.

Catatan (*) :
Saya sempat cross-check pada karyawan saya yang mempunyai usaha Nata de
Coco, bahwa betul dipakainya bahan campuran pupuk ZA (Zink Amonia?)
untuk mempercepat proses fermentasi, dengan takaran : 90 litre air @ 250
ml.
pupuk ZA. (Yap Hong Gie).

Langit tampak kelabu pagi itu dan belum banyak yang datang, ketika Badi memasuki pekarangan kantor Pemda dengan motor bututnya. Seorang lelaki tua sedang sibuk membersihkan lantai. Ia tersenyum ramah dan segera menghampiri Badi begitu mengenalinya.

"Assalamualaikum, Mang Lili " sapa Badi sopan.
"Waalaikumussalam Kang Badi, rajin benar. Sudah janjian sama pak Maman, ya?" Orang yang dimaksud adalah kepala bagian Humas.
"Ya, begitulah, Mang. Belum datang ya?"
“Biasalah, Kang, pejabat mah doyan telat atuh " sahut lelaki tua itu sambil melanjutkan pekerjaannya, tanpa merasa terganggu.
"Kalau mau ngeteh mah ambil saja di belakang, ya Kang "
"Mangga, hatur nuhun, Mang"

Entah sudah berapa lama dia bekerja di sini, tanpa naik jabatannya. Hanya sebagai pegawai rendahan, honorer, gumam Badi. Untuk sesaat ia jadi melamunkan kehidupan getir yang harus dijalani lelaki tua itu tanpa sanak saudara. Tak lama, karena ia pun dibetot kembali pada persoalan dirinya. Kira-kira apa yang akan dikatakannya kepada Pak Maman, kaitannya dengan misinya kali ini? Apakah dia akan berani bilang; "Seperti yang sudah kita bicarakan via telepon itu, Pak "

"Ini berita yang akan kami muat di media Warta Tanah Air besok. Tapi kalau Anda tak setuju, kita deal saja "
Atau langsung sodok saja dengan, "Berapa Anda berani bayar untuk membatalkan berita ini, Pak Maman?"
"Begini, Pak Maman sebaiknya Anda borong seluruh koran kami yang bakal terbit besok!" ya, mestinya begitu saja!
Pak Maman tentu akan menawar, "Berapa tirasnya? Berapa yang harus kami bayar?"
"Yaah, nggak seberapa jika dibandingkan dengan jatuhnya nama baik Pak Bupati.

Proyek fiktif yang kami temukan itu kan dalam bilangan triliun. Hmm, bisa dibayangkan! Bagaimana hebohnya masyarakat kita kalau tahu para pejabat yang selama ini dihormati dan dipercayai, eeh ujung-ujungnya megakoruptor?!"
Tentunya Pak Maman tanpa banyak bicara lagi, demi nama baik sang atasan, terpogoh-pogoh menghubungi bagian keuangan. Urusan dengan Pak Bupati belakangan. Yang penting, selamatkan dulu beliau!

Beberapa bulan terakhir ini dirinya bekerja di koran ecek-ecek. Mulai dari modal, kualitas pengelolanya, wartawan, redaksi yang tugasnya dicampur aduk, sampai soal peras memeras!

Setiap kali rapat wartawan diadakan, Badi akan menerima pembekalan-pembekalan itu. Intinya bagaimana cara mendapatkan aib para pejabat, memeras dan memanfaatkan kelemahannya. Demi meraup keuntungan bersama, begitulah istilah Bang Harap, pemrednya.

"Sudah tahu, Bung, kalau Wakapolsek itu bininya ada dua ?"
"Tahu kan Kang, tambak udang hasil rampasan anggota dewan di desa Burujul itu "
"Ternyata sudah sepuluh tahun Pak Dandim kerja bareng Pak Hakim kelola klub malam "
"Klub malam yang mana?"
"Evergreen, tempat judi dan transaksi narkoba terbesar di kota kita!"
"Waah, enak tuuuh, tinggal teror dan peras saja!"
"Bagaimana, Bung Badi, apa sudah dapat banyak objekan?"
Kemarin Bang Harap melakukan pendekatan pribadi dengannya. Tentu ia ingin tahu, sejauh mana kreativitas dan loyalitasnya pada terhadap koran mereka.
"Belum, Bang " sahut alumni Institut Keagamaan yang nyasar ke dunia persuratkabaran itu.
"Sudah hampir tiga bulan kan kerja bareng kami di sini?"
"Eeh, iya, Bang " Badi mulai gugup dan berkeringat.
"Bung ini kurang berani sih!" untuk beberapa menit lelaki yang mengaku lulusan PTN terkenal di medan itu memberikan pembekalan khusus; kiat dan triknya yang aneh dan nyeleneh. Badi hanya manggut-manggut.
Dalam hatinya, terjadi perang sabil yang luar biasa. Betapa ingin Badi menyatakan ketaksetujuannya dengan politik bisnis yang dijalankan lelaki itu. Namun, betapa kerdil dirinya, karena naluri mulai dikalahkan oleh tuntutan kehidupannya. Ibu yang tua dan sakit-sakitan, lima adik yang harus dibiayainya.
"Seharusnya ini tanggung jawabmu, Bapak! Tetapi, entah ke mana lelaki yang tak bermoral itu!"
Lalu, harus dikemanakan nurani yang halus, sarat moral dan nuansa keagamaan itu? Adakah nurani hanya akan mengapung ke awan, mewarnai langit dengan rona kelabunya?
"Bagaimana, Bung, mengerti apa yang sudah saya katakan?"
"Eng, ya ?" gamang hatinya.
"Giatkan lagi cari berita aktual!" tekannya bernada mengancam.

Kelihatannya Bang Harap kehabisan toleransinya memiliki anak buah tak bernyali. Tak pernah berhasil memberikan kontribusi besar pada korannya. Kalau tak ingat akan jasa Badi menyelamatkan nyawanya pada suatu insiden, di mana dirinya dikeroyok abang-abang becak Bah!

Cari berita aktual, apa bongkar aib seseorang? Di lapangan terbukti, tidak ada kasus apapun kok dicari-cari, diada-adakan, kalau perlu dibikin, diwujudkan menjadi nyata. Badi sering melihat rekan-rekannya tanpa rasa malu lagi mendatangi para pejabat bermasalah. Mulai dari meneleponnya secara pribadi, kalau belum mempan langsung disambangi ke kantor. Atau disusul ke rumah peristirahatannya. Dikomfirmasikan kepada istri, anak, keluarga bahkan para pembantu dekatnya. Pada akhirnya, mereka yang mengaku wartawan itu hampir tak pernah menulis berita. Karena tulisan mereka segera dibeli oleh para pejabat bermasalah. Disimpan di kantong celana dan raib begitu saja.
Persetan dengan kode etik, idealisme, dan tetek bengeknya itu!

"Inilah kerajaan kita, Bung!"
"Hahaha dan betapa nikmatnya zaman reformasi!"
"Iya, sekarang segalanya bisa ditransparankan, ditelanjangi!"
"Bukan pihak kita lagi yang diintimidasi, ditekan habis, tapi sebaliknya!"
"Betul itu! Kitalah yang berperan sekarang!"
"Inilah nikmatnya punya sarana media cetak. Bisa dipakai menarik gaji dari para pejabat bermasalah "
"Bahkan tunjangan pensiunan, huahaha " suara bahak kesenangan rekan-rekannya menyayat telak nurani Badi
"Kang Badi, sekarang beliau sudah datang. Ditunggu di ruangannya".
"Ooh, begitu Terima kasih, Mang Lili!"Badi bangkit dari bangku yang telah memakunya dengan tingkah polah rekan-rekan, termasuk dirinya belakangan ini.
"Kok belum diminum tehnya, Kang?"
"Eeh, hatur nuhun Mang, nanti sajalah "

Sekejap mata Badi bersirobok dengan sepasang mata di depannya. Bening, polos, dan lugu. Mata tua yang mengingatkannya pada mata mendiang kakeknya, seorang pejuang '45. Kakek yang suka menuturkan kisah-kisah kepahlawanan di masa kecilnya dulu.
"Tak pernah terbesit sedikit pun untuk memperoleh keuntungan dari perjuangan kami. Semuanya rela kami korbankan demi kemerdekaan Tanah Air, kehormatan bangsa dan kemualiaan agama " Terngiang lagi ucapan kakek. Dan sekarang setelah Tanah Air merdeka, berkali-kali diguncang, hingga kini semakin carut-marut ?"
"Nah, jadi begitulah duduk persoalannya. Bagaimana? Bung Badi, apa Saudara sudah mengerti penjelasan saya?" Suara berat Pak Maman membuat keberadaanya kembali di sebuah ruangan AC dan sederhana sekali. Ia mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk, tergagap menyahut."Ya, ya, saya mengerti, Pak " Ha, apa yang telah dipahaminya dari uraian lelaki itu mengenai kejujuran sang atasan? Bahwa Pak Bupati hanya menjalankan perintah dari seorang mantan pejabat tinggi di pusat, itukah yang dipahaminya? Bagaimana dengan tekanan pemrednya, agar mengorek tuntas kasus proyek fiktif itu?
"Ini alamat rumah beliau di Bandung "
"Beliau siapa?" cetusnya rikuh, gamang.
Pak Maman mengerutkan alisnya, tapi kemudian ia tersenyum maklum.
"Investor proyek fiktif itu, tentu saja. Bung akan mengkonfirmasikannya kesana, bukan?"
"Oh, ya, tentu saja Baiklah, Pak, kalau begitu saya pamit!" gegas ia menyambar secarik kertas di hadapannya.

Pak Maman tergopoh-gopoh mengejarnya. "Ini, jangan ditinggalkan lho Kang uang perasaan," bisiknya sambil menyelipkan amplop ke telapak tangannya. Ada yang membakar ubun-ubunnya seketika, hingga hawa panasnya merambah ke wajah, dada, ke mana-mana. Ia tergesa-gesa meninggalkan ruangan yang terasa mendadak gerah.
"Sudah beres, Kang?" Mang Lilih menyapa di tempat parkir.
"Eeh, ya, ya "Aduh, kenapa dirinya mendadak merasa seperti maling yang kepergo?
"Ada yang ketinggalan, Kang?"
"Tidak ini buatmu, Mang!" diselipkannya selembar puluhan ribu ke tangan lelaki tua itu.
"Apa ini?"
"Lumayanlah Mang, buat rokok "
"Oh jangan Kang, jangan beri apa-apa!"

Mang Lili begitu cepat mengembalikannya ke saku kemeja pemuda itu. Lantas begitu cepat pula ia berlalu, meninggalkannya dalam perasaan gamang yang menyiksa. Sadarlah Badi, sejak saat ini nuraninya telah terpasung. Dan langit di atasnya tampak semakin merona kelabu.

Oleh : Pipiet Senja
Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya
tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan
kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan-
kepentingan yang lebih besar. (La Roucefoucauld)




Setiap kegagalan pasti ada alasannya, oleh karena itu bagaimana kita dapat mengoreksi setiap kegagalan yang kita hadapi, sehingga kegalan yang sebelumnya tidak akan dapat terulang kembali, berikut ada sedikit motivasi yang dapat membantu anda untuk lebih baik lagi ke depannya.

Bila anda mencari alasan untuk sebuah kegagalan, anda bisa temukan berjuta-juta dengan mudahnya. Namun, alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan anda dari keberhasilan; sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari suatu alasan untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.

Belajarlah dari penambang yang tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya anda memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka anda akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.