Arung Jeram
Maksud saya menampilkan foto tersebut yaitu kita harus mengahadapi tantangan dengan penuh keberanian dan kebersamaan sehingga dapat melewati apapun yang dihadapi, walaupun itu sebesar ombak dengan arus yang sangat besar..

Berikut ada sedikit kiasan tau kamut yang dapat dimengerti maksud dan tujuannya yang dapat dijadikan motivasi dalam menghadapi tantangan...

Bukan apa yang terlihat di penampakan; diri dalam anda jauh
lebih berharga. Penampilan dari luar mudah dibeli. Padahal
kekuatan anda tertanam di dalam diri melalui perjalanan hidup
yang panjang, terjal dan licin; sesuatu yang anda alami
sehari-hari.

Jujurlah pada diri sendiri. Luruhkan sedikit demi sedikit
topeng-topeng semu yang anda kenakan. Ketidakjujuran mungkin
tempat berlindung yang baik, namun sama sekali bukan tempat
tinggal yang menentramkan.

Tikus yang mengaum bagai singa tetap saja lari menghindari
terkaman kucing. Dua petinju yang saling bertatapan tajam
harus mengalahkan kegentaran hatinya terlebih dahulu. Bukan
soal kerasnya tulang atau besarnya otot, namun tegarnya hati
yang mampu mengalahkan kegentaran anda.

Jangan takut untuk menghadapi tantangan yang terbentang di
hadapan. Sesulit apapun masalah, ia takkan melebihi kemampuan
anda untuk memikulnya. Ayo, selesaikan semua persoalan.
Untuk itulah anda berada di sini.
Pesta Blogger 2008
Akhirnya kesampean juga nyeritain ikut pesta blogger 2008, sabtu kemarin tepatnya saya dan teman saya Yudhi ikut pergi ke pesta blogger 2008 tersebut, antusias para blogger - blogger se indonesia sangat luar biasa, apalagi kumpulan blogger - blogger dari daerah. Saya sangat impresif dan bangga deh terhadap mereka dikarenakan rela datang jauh - jauh hanya untuk mengikuti acara pesta blogger 2008 tersebut, tiket pesta blogger tahun ini dikenakan biaya sebesar 50.000, saya rasa ga bakal rugi untuk membayar uang tersebut, dikarenakan dari bingkisannya aja udah lebih dari cukup, dikarenakan kita dikasih tas laptop, walaupun saya belum mempunyai laptop, kaos pesta blogger 2008, pokonya masih banyak lagi deh. Apalagi adanya wireless disana, kalau yang aga BT dengerin pemateri dapat mengakses layanan free wireless ini yang diberikan oleh indosat, walaupun sedikit lemod sih,, maap yah. Untungnya teman saya bawa laptop sehingga sekalian internetan disana.

Pertama saya masuk dan registrasi ulang, lumayan senang saya ketemu yag namanya mas anang dari surabaya, yang menurut saya blognya keren abis dan dahsyat deh. Apalagi kalau ngelihat page ranknya udah 4, wah kapan yah saya bisa 4...hhee,,sekalian ingin tenar saya berkenalan dan minta foto deh ma beliau,,
Adit ma mas anang nie.

Setelah saya registrasi saya diperbolehkan langsung naik ke lantai 3, sebelum naik sya meminta teman saya untuk memfoto saya di tempat registrasi tersebut
Gaya dikit..

Pesta Blogger 2008 yang bertempat di auditorium BPPT, wah disana banyak banget sponsor yang sudah mendirikan stand - stand, saya dan teman saya meminta tolong untuk memfotokan kami berdua disana, dikarenakan backgroundnya yang sangat menarik,,
Pesta blogger 2008
Pesta Blogger 2008
Ternyata banyak banget acaranya mulai dari perkenalan MC, sambutan - sambutan dan diskusi tentang blogger,,pastinya. Kalau masalah acara yang paling saya suka tentang cara bisnis menghasilkan uang dengan blogger, dikarenakan dibagi - bagi materi yang disampaikan, jadinya ada yang tentang memulai blog, dan sebagainnya. Ternyata kebanyakan yang dateng memilih cara bisnis menghasilkan blogger, sama seperti saya, disana kita diberikan nasehat dan tips trik yang dapat kita implementasikan dalam ngeblog, yang saya masih ingat kata dia lebih mudah memulai blog daripada memaintanance nya, saya juga setuju dengan kalimat tersebut, memang kalau memulai membuat blog itu saya rasa gampang banget, tinggal create dan mendapatkan blog, tetapi bagaimana memaintanancenya itu sangat - sangat sulit, yang bagaimana blog kita dapat dikunjungi orang, lalu banyak yang memberikan comment, naiknya page rank dan sebagainya, itu semua saya rasa sangat berat untuk dilewati, kunci moto blog saya, yang penting sabar dan terus berkreasi, saran saya postingan jangan dicopy paste dari blog orang, walaupun saya juga copy paste, tetapi saya akan berusaha untuk menghilangkan hal tersebut,,butuh proses.
Disana terdapat hiburan yang sangat menarik, yaitu penyanyi meylafezza, yang menyanyi dengan menggunakan biola sekaligus, saya langsung tertarik untuk memfoto dan mengabadikan videonya yang sedang beraksi menghibur blogger - blogger yang hadir tersbut,,
meylafezza
Sekarang saya sudah daftar di KBBC - Blogger Benteng, Mudah - mudah aja tahun depan saya sudah berangkat dan ikut lagi dalam pesta blogger 2009 bersama komunitas baru saya...

Sudah sama-sama kita pahami, bahwa sebagian kecil orang yang ada di muka bumi, senang dan gemar membaca buku.

Mengingat sebagai sarana penggalian ilmu adalah melalui catatan-catatan atau buku-buku itu, maka perlulah kiranya, diketahui tentang beberapa hal yang berpengaruh disekitarnya.

I. Maksud dan Tujuan dari si pengarang
II. Macam-macam isi dari Buku.
III. Latar Belakang pengarang
IV. Macam-macam kedalaman dari isi.

Kumulai bahasanku dengan mengungkap yang pertama.

I. Maksud dan Tujuan dari si pengarang.

Sebelum pengarang menulis suatu hal di dalam tulisannya, atau di dalam suatu buku, perlulah kita sadari berbagai maksud dan tujuan dari si pengarang.

Diantaranya adalah :

1. Maksud dan Tujuan dalam hal Politik
Seandainya pengarang suatu buku memiliki maksud dan tujuan dalam hal politik.
Bisa untuk memasukkan suatu faham politik, suatu ideologi politik, dll.
Bisa juga untuk menyerang lawan-lawan politiknya
Bisa juga untuk meningkatkan performance pengarang di dalam kancah politik.
Contoh: Biografi Suharto.

2. Maksud dan tujuan Pengarang dalam hal Ekonomi.
Seandainya Maksud dan Tujuan Pengarang menulis suatu buku dengan tujuan meningkatkan ekonomi dirinya atau tujuan Bisnis semata, atau tujuan Komersial.
Di sini, kadang impian-impian dari manusia menjadi satu ciri, menjadi satu hal yang secara halus maupun jelas dieksploitasi di dalam isi buku untuk menarik minat dari pembacanya.
Contoh: Beberapa buku Mujarobat.

3. Maksud dan Tujuan Pengarang dalam hal Budaya.
Seandainya Maksud dan Tujuan Pengarang di dalam menulis suatu buku adalah dalam rangka memasukkan suatu kebudayaan pada pembacanya.
Entah itu memasukkan budaya Timur, Budaya Barat, Budaya Komunis, Budaya dll,dll,dll.
Hampir mirip dengan Maksud dan Tujuan Pengarang dalam hal Politik, maka dalam hal Budaya ini, pengarang mungkin juga memiliki maksud dan Tujuan untuk memasukkan suatu faham Budaya tertentu, yang kadang akan dilanjutkan dengan suatu tindakan yang real dalam memasyarakatkan budaya tersebut.
Contoh: Das Kapital karya Marxis.

4. Maksud dan Tujuan Pengarang tidak terkonsentrasi karena menulis hanya disebabkan karena kesenangan belaka.
Di sini, biasanya, tidak ada maksud-maksud secara spesifik dari penulis tentang sesuatu, hanya karena penulis atau pengarang memiliki hobi atau kesenangan di dalam menulis, maka ditulislah satu buku.
Contoh: Beberapa cerita fiksi.

5. Maksud dan Tujuan penulis Semata-mata ingin menyampaikan ilmu yang diketahuinya.
Di dalam buku yang penulis atau pengarangnya semata-mata menyampaikan ilmu yang diketahuinya ini, tidak ada suatu Maksud dan Tujuan tertentu sebagaimana hal di atas.
Tidak ada maksud untuk tujuan politik, tidak ada maksud di masalah Ekonomi, tidak ada maksud di masalah Budaya, tidak ada maksud hanya untuk kesenangan penulis belaka, melainkan karena terdorong untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya, maka penulis mengarang atau menulis suatu buku.
Contoh: Ihya Ulumudin karya Imam Ghozali.





6. Maksud dan Tujuan penulis atau pengarang Buku adalah untuk Menyesatkan Logika.
Perlu dipahami, bahwa setiap buku yang kita baca, pastilah secara hukum alam, akan kita serap melalui otak, yang berarti isi dari buku itu kita serap berdasarkan logika kita.
Dan untuk buku-buku dengan tujuan menyesatkan logika ini, sangatlah berbahaya untuk dibaca bagi orang-orang yang logikanya kurang kuat.
Karena secara halus, tidak kita sadari, akan ada penyimpangan-penyimpangan di dalam logika kita nantinya setelah membaca buku ini.
Contoh: MADILOG karya Tan Malaka. Wedharan Wirid jilid III.
(bersambung)
ILMU MEMBACA BUKU [2]

II. Macam-macam Isi dari Buku.
Isi dari buku, bisa kita kategorikan dalam beberapa klasifikasi:
1. Fiksi.
Jika suatu buku, semata-mata adalah hasil Imajinasi , hasil fantasi dari si pengarang.
Contoh: Novel-novel.

2. Fiksi sejarah, Fiksi Ilmiah, Fiksi yang digabung dengan kenyataan.
Jika suatu buku merupakan gabungan dari fantasi si pengarang dan kenyataan baikpun itu kenyataan dalam bidang sejarah, dalam bidang ilmiah, dalam bidang keagamaan atau yang lainnya.
Contoh: karya-karya Kho Ping Hoo

3. Keilmuwan, yang bisa dibagi dua, Keilmuwan dibidang Sosial, Keilmuwan dibidang Pengetahuan Alam.
Buku di bidang keilmuwan di bidang Sosial termasuk di dalamnya tentang ilmu-ilmu filosofi Sosial, ilmu-ilmu pelajaran sosial, dll.
Buku-buku di bidang Pengetahuan Alam termasuk di dalamnya tentang filosofi ilmu Alam, ilmu-ilmu pelajaran bidang ilmu Alam, seperti Fisika, Kimia, Biologi, dll.
Contoh: Beberapa Buku-buku pelajaran yang kita terima dari pendidikan formal.

4. Agama.
Buku-buku di bidang Agama ini, sebanyak agama yang ada di dunia, baikpun itu Kitab suci yang ada, maupun penjelasan atau pengertian-pengertian atau tafsir-tafsir dari praktek keagamaan.
Dalam masalah keagamaan ini, Kitab Suci saya masukkan di dalam kategori Buku atau Kitab, karena sama-sama kita maklumi bahwa Kitab Sucipun setelah ditulis, tulisan atau kitab itu merupakan hasil karya manusia, meskipun isinya diyakini berasal dari sang Pencipta.
Contoh: Banyak....


II. Latar Belakang Pengarang.
Latar Belakang Pengarang ini, bisa kita bedakan dari
1. Bidang keilmuwan yang dikuasainya.
Misalkan saja, seorang Dr. Hewan menulis suatu buku tentang kejiwaan seseorang, maka kita bisa mengatakan bahwa buku itu tidak ditulis oleh ahlinya.
Contoh: Buku,Mengenal Jati Diri Manusia, karya salah seorang lulusan Teknik ITB.

2. Proses Pencarian dari si Pengarang.
Contoh di atas akan menjadi berbeda misalkan, meskipun seorang Dr.Hewan, tetapi secara otodidak, atau dia telah mempelajari ilmu kejiwaan melalui jalur informal yang dapat dipercaya, maka buku tentang kejiwaan yang ditulis oleh Dr.Hewan itu bolehlah kita bilang bahwa itu ditulis oleh orang yang ahli dibidang kejiwaan pula.
Contoh: Kitab tahafut al falasifah karya Imam Ghozali, Imam Ghozali secara keilmuwan formal bukanlah lulusan perguruan tinggi jurusan Filsafat, tetapi beliau otodidak menulis tentang filsafat.
Atau Bukunya Dibawah Bendera Revolusi karya Ir Sukarno, beliau lulusan teknik, tetapi otodidak ahli dibidang politik.

III. Macam-macam Kedalaman dari Isi.
Dilihat dari kedalaman, bisa kita kategorikan dalam beberapa bagian.
1. Suatu buku tentang sesuatu yang ditulis oleh ahlinya dan semata-mata untuk menyampaikan ilmu yang diketahuinya, menduduki peringkat awal sebagai buku yang isinya bisa kita pelajari secara serius.
Contoh: kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghozali.

2. Tetapi, suatu buku yang isinya ditulis karena tujuan dan Maksud tertentu yang itu bukan dimaksudkan untuk menyampaikan ilmu, maka isinya tidak bisa kita pelajari, ataupun kita teliti ataupun kita analisa secara serius.
Baikpun itu karena ada maksud dan tujuan masalah politik misalnya, ataupun karena ada maksud dan tujuan masalah Ekonomi, atau Budaya, ataupun kesenangan belaka, buku-buku seperti ini sebaiknya dibaca sambil lalu saja, karena sedikit sekali ilmu yang bisa kita ambil dari buku-buku yang dilandasi maksud dan tujuan demikian.
Contoh: Banyak...

Di sinilah, akan kita lanjutkan dengan membahas kedalaman dari buku-buku yang memang dengan maksud dan tujuan karena semata-mata menyampaikan ilmu yang diketahuinya.



Maka perhatikanlah beberapa hal seandainya engkau membaca buku-buku seperti ini.
1. Siapakah pengarangnya ??
Nama kadang bisa saja sama, tetapi orangnya berlainan, yang berarti pemikirannya akan berlainan pula.
Contoh: penulis atau pengarang terkenal, ada Imam Ghozali, ada Imam al-Ghozali, yang ternyata adalah dua orang yang berbeda.
Penulis Imam Suhrawardi, ternyata yang memiliki nama ini ada 2 orang ( setahu saya )

2. Bagaimanakah bidang keilmuwannya ??
Apakah bisa kita kategorikan pengarangnya adalah ahlinya dari sudut formal pendidikan pengarangnya, ataukah ahlinya karena proses nonformal dari pendidikan pengarangnya, ataukah yang menulis buku itu bisa dikategorikan bukan ahlinya.

Contoh: Dari latar belakang pengarang, biasanya kita tahu bahwa seseorang itu expert atau tidak dalam masalah yang ditulisnya.

3. Saat buku itu ditulis, bagaimanakah bidang keilmuwan pengarangnya ??
Apakah dia sudah bisa dikategorikan benar-benar ahli, ataukah masih dalam proses sebagai ahli, atau masih ½ ahli atau masih ¼ ahli, dll.
Contoh: Banyak karya ibnu Taimiyah yang membahas tentang tasawuf, padahal waktu buku itu ditulis, beliau belum pernah mendalami tasawuf.
Hal ini berbeda, setelah di akhir hayatnya, beliau saat di dalam penjara, kemudian beliau mendalami tasawuf, dan kemudian menulis kitab tentang tasawuf.
Contoh lain: Buku-buku karya Imam Ghozali, bedakan saat beliau masih menjadi rektor atau guru besar satu pendidikan tinggi (sebelum beliau mendalami tasawuf) dan sesudah beliau mendalami tasawuf).
Saat kita ingin memahami ilmu tasawuf, maka carilah buku-buku Imam Ghozali saat beliau sudah mendalami tasawuf, dan jangan buku karangan beliau saat beliau belum mendalami tasawuf.

4. Apakah itu kategori buku-buku yang isinya adalah ilmu yang sederhana ???
Semua lapisan bisa memahami untuk isi buku yang demikian, baikpun itu untuk pembaca tingkat pendidikan rendah, maupun kalangan umum lainnya.
Contoh: kitab-kitab Fiqih, Ushuludin, dll.

5. Apakah itu kategori buku-buku yang isinya adalah ilmu menengah ???
Sebagian orang bisa memahami sebagian tidak.
Contoh: Kasful Mahjub karya AL Hujwiri, Awarif al Ma'arif karya Imam Suhrawardi, Risalah al Qusyoiri karya Imam al Qusyoiri.

6. Ataukah kategori buku-buku yang isinya adalah ilmu yang rumit-rumit ???
Bisa diistilahkan merupakan ilmu lanjutan, yang memerlukan pembaca juga seorang yang minimal sudah memiliki dasar keilmuwan yang sama atau memiliki dasar pemahaman yang dapat menangkap isi dari buku ini.
Contoh: Daqoikul Akbar, Futuhat al Makiyah karya Imam Arobi, Musyawarah Burung karya Fariduddin attar, Tahafut al falasifah karya Imam Ghozali,
Durun nafis karya Muhammad Syech al Banjari. Martabat tujuh karya Syeh Muhyiddin, menyoal "Wahdatul Wujud" karya Abdurrauf Singkel, dll.

Khusus untuk buku-buku yang rumit ini, ada baiknya, meskipun rasa ingin tahu anda besar, ada baiknya anda memiliki pembimbing di dalam memahami buku-buku yang rumit itu.

Karena buku-buku yang rumit-rumit ini dapat menyebabkan Akal Pikir kita tidak mampu menerima, yang justru hanya akan mendapatkan kebingungan-kebingungan atau malahan bahayanya apabila ada kesalah pahaman di dalam masalah iktiqod yang ternyata yang kita pahami salah atau tidak sesuai dengan maksud si pengarang buku.

Dengan memahami beberapa hal di atas, dimaksudkan di dalam membaca suatu kitab, kita tidak "Menyama ratakan", atau "nggebyah uyah", sehingga diharapkan dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya..

Moga-moga Alloh melimpahkan rohmat berkat serta hidayahnya pada kita semua dan semoga apa yang saya tulis ini membawa manfaat bagi kita semua dan dipahami sebagaimana mestinya.
AskMen.com, situs gaya hidup pria, mengeluarkan daftar pria-pria paling berpengaruh berdasarkan poling yang diikuti oleh lebih dari 200.000 responden.
Proses poling cukup unik karena para pembaca diminta memilih para kandidat yang paling memengaruhi hidup mereka.

Selama proses poling,
di situs ini dipasang fasilitas bagi para responden untuk memberi komentar dalam hal apa atau bagaimana para tokoh-tokoh pria memengaruhi mereka.
Selain para selebriti, nama-nama pesohor yang masuk juga terdiri dari politikus, atlet, dan pengusaha.
Dari 49 daftar pria paling berpengaruh 2008, nama-nama terkenal seperti George Clooney, Brad Pitt, atau David Beckham ternyata hanya ada di urutan 22, 33, dan 25


10. John McCain (Kandidat Presidan AS dari partai Republik).

















Nb : Akhirnya kalah suara dengan Barrack Obama,gagal menjadi Presiden US


9. Christiano Ronaldo (Pemain bola).


CR7 adalah sapaan beliau,sekarang dia masih berada atau bermarkas di Manchester United..

8. Rob Kay (desainer video game).



7. Christian Bale (Aktor).



6. Gordon Ramsay (Chef terkenal).



5. Stephen Colbert (Komentator politik).



4. Robert Downey, Jr (Aktor).



3. Michael Phelps (Perenang, peraih 10 medali emas dalam Olimpiade).



2. Steve Job (CEO Apple).



1. Barack Obama (Presiden AS yg Baru dari partai Demokrat).


NB: PResiden USA ini (Obama) adalah mantan anak Menteng.. waktu kecil beliau pernah hidup n menetap di jakarta kawasan menteng. Banyak kalangan dr Indonesia berharap Obama akan menang dlm pemilihan Presiden USA, karena akan membawa Atmosfir baru dlm dunia Politik Internasional khusus nya bagi Indonesia.

Hampir kebanyakan orang belum mengenal atau mengerti tentang apa itu arti hidup yang sebenarnya.Banyak orang tidak paham untuk apa ia hidup didunia ini, sehingga kehidupannya bebas tanpa batas seperti yang kita lihat dalam masyarakat Barat atau dinegara kita sendiri. Mereka biasa berhubungan seksual tanpa melewati pernikahan, mengambil harta yang bukan haknya, membunuh, menipu, merampok, berpakaian telanjang, makan dan minum yang haram.

Menurut saya Orang-orang seperti diatas disebut tidak memahami arti hidup. Bagaimana seseorang mampu memahami arti hidup?, maka ia harus mampu memecahkan tiga persoalan mendasar berikut:

Dari mana saya berasal?
Untuk apa saya hidup didunia ini?
Kemana saya setelah mati?
Darimana saya berasal?

Ini merupakan pertanyaan yang wajar dan sesuai dengan fitrah manusia, bahkan seorang anak kecil-pun akan bertanya dari mana ia sebelum dilahirkan dan paling-paling ibunya menjawab bahwa ia berasal dari perut ibunya. Tetapi kita sebagai manusia dewasa yang berakal tentu tidak akan puas dengan jawaban dari perut ibu kita, untuk itu Sang Maha Pencipta telah memberikan informasi tentang keberadaan kita melalui wahyu-Nya yang tercantum dalam Al-Quran.

Dan banyak ayat dan hadist lain yang menjelaskan bahwa Allah swt yang menciptakan kita, perkawinan, kehamilan dan kelahiran merupakan perantara saja dari proses penciptaan manusia oleh Allah swt.
Untuk apa saya hidup didunia ini?

Allah swt secara tegas menyatakan bahwa Ia menciptakan kita semata-mata untuk menyembah-Nya, artinya menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Seorang manusia pada saat mencapai baligh, maka semua hukum syara’ (syari’at Islam) terbebani kepada dirinya (taklif). Ia harus tahu perintah yang harus dilakukan dan larangan yang harus ditinggalkan. Setiap gerak langkahnya harus diukur dari kacamata syari’at, dia wajib menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat dan haji, kewajiban sebagai suami dan istri, kewajiban menutup aurat, makanan yang halal, menghindari mengambil yang bukan haknya (suap, komisi, dan lain-lain.), tidak mengambil riba, kewajiban da’wah, jihad, dan lain-lain.

Mereka bisa saja mengaku beragama Islam tetapi tidak menjalankan perintah agama, bahkan ibadah ritual seperti: shalat, puasa, zakat dan haji-pun tidak dilakukan. Padahal Islam tidak sebatas ibadah ritual semata, Islam mengatur seluruh sisi kehidupan kita, seperti: sistem sosial (mu’amalah), ekonomi (iqtishadi), politik (siyasah), peradilan dan sanksi (‘uqubat), dan lain-lain.

Syari’at Islam melalui Al-Quran dan sunnah tidak akan melewatkan satu hal-pun dalam mengatur kehidupan manusia, karena aturan tersebut datang dari Sang Maha Pencipta yang tahu persis kebutuhan manusia dari dulu, sekarang dan akan datang.

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan atas kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kalian (Al-Maidah 3).

Mereka yang memahami arti hidup maka setiap gerak langkahnya dalam mengarungi kehidupan selalu mengacu kepada syari’at, ia akan selalu berhati-hati dalam berbuat, lebih baik menunda sejenak dalam berbuat sebelum ia tahu persis apakah hal tersebut halal atau haram. Inilah manusia yang bertaqwa dan akan selamat dalam menempuh kehidupan dunia serta beruntung diakhirat nanti.

Orang-orang yang mengabaikan syari’at Allah swt, merekalah orang yang merugi karena mereka telah mengorbankan kehidupan akhirat yang abadi dengan mengutamakan kehidupan dunia yang sementara. Rasulullah saw menganalogikan kehidupan dunia “Bagaikan berteduh sejenak dibawah pohon (dunia) dalam menempuh perjalanan panjang yang abadi (akhirat)”. Kehidupan dunia bagaikan senda gurau belaka yang menyilaukan dan seharusnya akhiratlah tujuan utama kita.

Hai orang-orang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi (Al-Munafiqun 9).

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda-gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Al-An’am 32).

Adapun orang yang melampui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya (An-Nazi’at 37-41).
Kemana saya setelah mati?

Setiap jiwa pasti mati dan jika sudah tiba saatnya (ajal) tidak akan dimajukan atau dimundurkan sedetik-pun, saat inilah sudah terlambat untuk bertaubat.

Dan bagi setiap umat ada ajalnya. Apabila ajal itu sudah datang tidak dapat mereka meminta diundurkan atau dimajukan sesaat juapun (Al-A’raf 34).

Dia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku beramal dahulu untuk hidupku ini” (Al-Fajr 24).

Ketika kita dibangkitkan diakhirat nanti, semua yang kita lakukan didunia akan dihisab satu persatu, tidak terkecuali, dosa kecil maupun besar, pahala kecil maupun besar. Keputusannya hanya dua syurga atau neraka.

Tiap-tiap jiwa akan dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya (Al-Mudatsir 38).

Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), tentu kami tidak termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala ini” (Al-Mulk 10).

Akhirul kalam, jika kita memahami arti hidup maka kita harus mengutamakan kehidupan akhirat karena dunia ini persinggahan sementara dari perjalanan panjang kehidupan kita. Kehidupan dunia harus digunakan untuk menyiapkan bekal sebanyak mungkin untuk kehidupan abadi diakhirat nanti.



Wallahua’lam,
seBelum’a mw nGucapin MkcH bWt sMua aNaq2 kAmpus Gw,,,
tHanx kYu All…

sBlum gW mSuk kUliah tMen2 Gw SMA ada Yg bLang KhdpN diKamPus Tu CRa perGaulan’a tuh bener2 beda bGd,,tPi mkSd tMen gw diSni diKampus tuh qTa bNer2 mSti mKirin qTa sNdri cZ jRang bGd ada Yg mw pDuli sMa qTa….

yaH qta semua juga cMa bSa menjalani aja wlaupun gw aGak sdikit gk prcya sama hal2 yG diomongin mereka,,

seBulan,2bulan,3buLan gw mNjalani sGla haL itu tRnyata sMw yg diomongin tmen gw itu mLeset,,GW juStru Ngrasa eNjoy Bgd sMa kuliah Gw,,hehehehe(seCara wKtu tu,,tiiiiiiiiiitttttttttt…..maaf disensor,hEee)

tPi tRnyata,tRnyata……heuheu………
sTelah bEbrapa Smester bRlalu gw Bru Ngrasaain tRnta aPa yG tMEn gw dLu Blang pz SMA ada BtulnYa…..
darI sNi gw bSa nGeliat so many karakteristik oRang2 kampus,tRutama mAhAsiswa aNgkatan gW….


eMg c Rada Nyelekit dihati tPi seru BGd Lho,,,
eMg gw rada sUka sAMa Hal2 yG berkaitaN dNgan Psikologi sSeorang
tRnyata seru saNgat,hEeee…

daRi oRang Yg laGi sqa sama SomeoNe,oRang yG lGi bTuhn bNtuan,oRang Yg pNdiem,oRang yG aNeh mw’a sNdiri,,oRang yG bermasalH dalam Hdup’a…maU cewek or cowok smw gw perhatiin…
dibLang aNeh& kurang KerjaaN bNer jG,,tPi asiK bGd,,”I just say, I’m enjoy iT” 

mQn smw oRang tuh pLing serIng nemUin hAl mNgenai cinta,,aPalagi kN diKampus..dMana aNq2 ABG mayOritas,hehehehehehehe….

waH pKoknYa gW tuH bNyak dPet pNgalaman drI gW sLama kUliah,,,& yG bSa Gw banGGain bwt tMen2 gw yG pLing cocok,pLing asIk diajak nOngkrong,blajar,maen,bercanda,pkOknya ada 2 orang Yg Kpribadian mreka tuh paz Bgd dhTi gw,,

mereka itU saHabat gW,,,sUlit eMg nGertiin ,maKnain aRti saHabat Yg bNer2 saHabat,, mereka iTu,,,

“Adit & Sulhan”

kLo sama mereKa asIk dh,,gw brUntung bSa kNal 2 oRang itu,,hehehehehehehe..
Thanx Bgd yh bWt lw b2,,eiThzz Jgn GR lw,,heheheehe…….

Create
Doni
LOng Time At the night

Hari itu sungguh cepat sekali berlalu,,gw sama sahabat-sahabat gw ngumpul di kostan temen gw ,,bWt ngerjain tuGas,,.wUiiiih tpi seru bGd dh cZ hari itu bNer2 dibilang ngaco,ngaco bgd…wktu itu gw nyampe kostn abiz isya truz niatnya qta mw jLan2 dLu klwar,,,maklum aNaq kuliahn gDa kerjaan,hEeee…

Awalnya qt mw jLan ke sUatu t4 yg aSik bGd,,tPi krn cm ada satu mtor jadinya qta gjd dh,cz t4 itu lumayan jauh dari kostn,,pStinya tKut ditilang,hehehehee..

sebenernYa udah Ptus asa mw nGApain,, tPi aKhirNya qta aDa ide bWt k t4 tOngkrongan yG lain wLaupun jauh lBih baiq t4 sebelumnya dibandingkan yang ini,,tPi aPa boleh buaT daripaDa berLumut diKostn sMpe pGi,,hehehehe…



aKhirnYa qta jLan dh,,sMpe qTa naek Mtor b3 kYa anq Betawi zaman dlu,hehehehe(maaf buat org Betawi)
yG pnting qta jLan kLwar aja,heheheheheheheh…

yAh gk yg aNeh2 kq,,qTa dsaNA cm mUter2 uDh cape,,,mKan dh dPinggiran,,hehehehe…brU dh biZ tu puLng….

huIgh,,,
sBlum iTu qTa bLi peRsiapan bWt nti mLm eMg seh qta bLi seadanYa cz emg keadaan dOmpet Yg sDang LowbaT,,heuheu…

aKhirnya qta mMulai mLam iTu,hehehehe…
malam yg aNeh sePnjang hari qTa,hehehehe…
pKoknya just the three oUr is kNow that Night until next day iN thE aFternoon I’m gOing hOme,,,eNd tHat daY is tHe eNd..

Create
Doni


Negara Indonesia merupakan negara yang sangat saya cintai, terutama dikarenakan saya lahir dan dibesarkan di negara ini jadinya saya harus bertanggung jawab menjaga keutuhan wilayah negara indonesia ini, dikarenakan Luasnya wilayah Indonesia yang sebenarnya dapat menjadi potensi yang sangat besar, ditambah lagi dengan tanahnya yang subur dan kekayaaan alamnya yang melimpah. Namun, akhir-akhir ini luasnya negeri yang dihuni oleh sedikitnya 200 juta jiwa itu justru rawan konflik yang dapat mengikis potensinya. Konflik yang sangat berbahaya dan harus mendapat perhatian serius adalah konflik yang mengarah pada separatisme, seperti yang terjadi di Aceh, Ambon (Maluku), dan Papua. Saya tertarik untuk mempublikasikan kembali artikel ini untuk mengingat kembali tentang keselamatan wilayah Indonesia ini.

Gerakan separatis yang mengarah pada pemisahan diri dari Indonesia harus dicermati agar pintu masuknya penjajah, baik Amerika Serikat (AS), Inggris maupun Uni Eropa, dalam rangka mengendalikan Indonesia dapat ditutup rapat-rapat. Kita harus belajar dari kasus Timor Timur, di mana upaya internasionalisasi konflik domestik tersebut pada akhirnya mengokohkan intervensi negara-negara asing untuk memisahkan wilayah konflik tersebut dari wilayah induknya, Indonesia. Begitu diinternasionalisasi, maka persoalan tersebut sulit untuk ditarik kembali menjadi persoalan domestik. Ini tampak dari begitu sulitnya pemerintah untuk menarik kembali persoalan Aceh dan Papua menjadi sebatas persoalan domestik. Sementara itu, persoalan Maluku pun terus ditarik agar menjadi masalah internasional. Proses internasionalisasi persoalan ini harus kita waspadai karena bisa dijadikan sarana untuk memecah-belah negeri Muslim terbesar Indonesia, seperti yang terjadi terhadap Timor Timur.

Upaya Internasionalisasi Aceh, Papua, dan Maluku

Dalam kasus Aceh, kita memang tahu bahwa konflik yang berlangsung di sana telah berlangsung puluhan tahun. Sementara kebijakan yang dilakukan selama ini oleh pemerintah, terbukti kurang efektif. Ini terjadi karena persoalan Aceh adalah persoalan politik, yang semestinya tidak bisa hanya diselesaikan secara militeristik. Persoalan politik di Aceh jelas sekali tidak bisa dilepaskan dari campur tangan negara-negara imperialis asing yang terus-menerus memprovokasi terjadinya perlawanan di sana. Karena itu, selain penyelesaian secara militeristik, seharusnya pemerintah menempuh sejumlah manuver politik untuk membongkar apa yang sesungguhnya terjadi di Aceh. Namun sayang, yang dilakukan justru sebaliknya. Pemerintah bahkan menyerahkan persoalan ini kepada lembaga-lembaga asing. Maka, tidak heran jika persoalan separatisme di Aceh akhirnya digiring untuk menjadi agenda internasional. Hal ini terlihat pada sejumlah fakta berikut ini:

1. Pimpinan GAM, Hasan Tiro berdiam di luar negeri, Swedia. GAM hanya mau melakukan pertemuan-pertemuan yang diadakan di luar negeri.

2. Adanya peran LSM The Henry Dunant Centre (HDC) dan negara-negara donor (AS, Uni Eropa, Jepang, dan Bank Dunia) yang memfasilitasi upaya penyelesaian secara kompromi antara pemerintah dan GAM. Satu hal yang perlu dicatat, bahwa HDC adalah organisasi yang berpusat di AS. Sementara itu, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Muhammad Djali Yusuf, ketika itu (Juli 2002), pernah memberikan peringatan kepada LSM internasional HDC. Sebab, lembaga ini diduga telah menjadi mata-mata untuk kepentingan kelompok GAM (Kompas Cyber Media, 10/07/2002).

3. Bila sebelumnya yang menjadi mediator adalah HDC, kini dialihkan ke Uni Eropa yang dipimpin oleh Inggris.

4. Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan ditarik dari Aceh. Lalu, Uni Eropa akan mengirim sekitar 200 personel militer ke Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk tidak terkesan adanya pasukan asing, mereka sengaja mengenakan pakaian sipil. Jadi, yang menjadi penjaga keamanan di negeri ini sendiri, bukan lagi TNI, melainkan militer asing (Uni Eropa). Sungguh aneh.

5. Di Aceh sendiri, pasca tragedi tsunami telah hadir lebih dari 100 LSM asing. Fakta di lapangan menunjukkan, bahwa program utama mereka adalah mengubah pola mental dan struktur sosial masyarakat. Ujungnya, masyarakat Aceh yang memiliki kultur Islam dijauhkan dari kultur mereka dan dialihkan menjadi kultur sekuler. Untuk bisa melakukan upaya disintegrasi, negara-negara imperialis tersebut biasanya membentuk organisasi-organisasi yang terkesan non politis seperti misionaris, kemanusiaan, dan keilmuan. Mereka umumnya menggunakan baju LSM. Tentu saja organisasi ini hanyalah kedok belaka untuk memuluskan upaya negara-negara imperialis dalam melakukan disintegrasi di negeri-negeri Islam.

Ingat, ketika mereka dahulu memecah-belah Khilafah Islam. Negara-negara Kafir Imperialis itu sengaja mengirim agen-agen mereka dengan menyamar sebagai misionaris yang dengan terbuka bergabung dalam bebagai bentuk misi kemanusiaan dan keilmuan. Beberapa organisasi tersebut antara lain Association of Arts and Science (1842) yang berada di bawah perlindungan misi Amerika, the Oreintal Association (1880) yang didirikan oleh perwalian Jesuit Perancis, dan Syrian Scientific Assocation (1857) yang sebagian besar anggotanya adalah orang-orang Arab.

Sementara konflik di Papua merupakan konflik paling kompleks yang pernah ada di Indonesia setelah merdeka. Di Papua, konflik politik, konflik adat, konflik ekonomi, dan konflik hukum bercampur-aduk menjadi satu. Ada sekitar 250 suku yang beragam di Papua; masing-masing bisa saling serang. Konflik politik di Papua ini jika tidak diatasi segera, bisa menjadi lebih buruk daripada konflik di Aceh. Dunia internasional lebih mudah menyambut Papua merdeka, ketimbang Aceh merdeka. Papua tidak membawa aroma Islam yang saat ini tidak disukai dunia Barat.

Belakangan ini bendera Bintang Kejora sering dikibarkan di Papua. Bintang Kejora dan lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua merupakan salah satu simbol Nasionalisme Papua yang menghendaki wilayah Papua Barat (Irian Barat/Irian Jaya) menjadi negara-bangsa (nation-state) yang merdeka dan berdaulat penuh. Nasionalisme Papua seperti ini pada awalnya dibangun oleh Pemerintah Belanda, terutama pada masa menjelang pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949, bahkan sejak tahun 1945.

Sejak awal, pengibaran Bintang Kejora ini telah dilarang oleh pemerintah Indonesia. Bahkan larangan itu mengakibatkan meletusnya pemberotakan bersenjata pertama di Manokwari (26 Juli 1965) yang dimotori oleh Mandatjan dan Awom bersaudara dengan dukungan politikus senior John Ariks. Penyerangan terhadap kompleks TNI di Manokwari yang dilanjutkan dengan menjalarnya pemberontakan bersenjata ke seluruh wilayah Kepala Burung itulah yang dinyatakan sebagai hari lahirnya Organisasi Perjuangan Menuju Kemerdekaan Papua Barat, organisasi yang oleh Pemerintah Indonesia dan aparat keamanan sering disebut sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Seorang doktor Ilmu Administrasi Negara lulusan Amerika Serikat, Thomas Wanggai, kembali mengibarkan Bintang Kejora secara atraktif di stadion Mandala Jayapura pada 14 Desember 1988. Demikianlah, sampai hari ini pengibaran Bintang Kejora masih terjadi di berbagai tempat di Papua.
Terlepas dari cara apa pun yang pernah dilakukan oleh PBB dan Indonesia dalam proses penyatuan kembali Papua Barat kepada Indonesia, proses politik dari sisi internasional sudah selesai. Pada Juli - Agustus 1969 di Papua diadakan Referendum 1969 atau Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Pada Sidang Umum PBB (September-Oktober 1969), AS mendukung hasil Pepera yang menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Papua memilih integrasi dengan Indonesia. Kemudian dikukuhkan PBB melalui Resolusi 2504 tanggal 19 November 1969. Sejak itu ada pengakuan internasional atas kedaulatan Indonesia yang mencakup Papua.

Tetapi, kini tuntutan pemisahan diri Papua dari Indonesia mencuat kembali. Peristiwa ini tampak tidak dapat dilepaskan dari upaya Barat, khususnya AS, yang selalu berada di belakang separatisme, bila hal itu bisa menguntungkan mereka. Hal tersebut diindikasikan antara lain oleh:

1. Kehadiran Sekretaris I Kedubes Amerika pada Kongres Papua dan kehadiran utusan Australia, Inggris dan negara-negara asing lainnya. Kongres Rakyat Papua yang berlangsung tanggal 29 Mei - 4 Juni 2000, menggugat penyatuan Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dilakukan pemerintah Belanda, Indonesia, dan PBB di masa Presiden Soekarno. Menurut kongres tersebut, bangsa Papua telah berdaulat sebagai sebuah bangsa dan negara sejak 1 Desember 1961. Selanjutnya kongres meminta dukungan internasional untuk memerdekakan Papua (Kompas, 05/06/2000). Selain itu, diduga keras telah terjadi pengiriman senjata-senjata untuk para propagandis separatisme di Irian Jaya (OPM) oleh Papua Nugini dan Australia.

2. Kasus penembakan yang terjadi di Mile 62 - 63 jalan Timika - Tembagapura (Papua) pada 31 Agustus 2002. Peristiwa tersebut merenggut tiga nyawa karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI), masing-masing dua warga negara AS dan satu WNI, serta melukai 11 orang, satu di antaranya anak-anak, di wilayah kerja Freeport. Kasus ini terus diangkat oleh AS ke dunia internasional. Bahkan FBI dan CIA berdatangan ke Papua untuk mengusut peristiwa tersebut, termasuk kematian misterius Ketua PDP, Theys H Elluay. Sejak saat itu, persoalan Papua berhasil diangkat oleh AS untuk menjadi perhatian negara-negara di dunia maupun masyarakat internasional sebagai kasus pelanggaran HAM.

3. Bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Republik Maluku Selatan (RMS) dan Fretilin, Organisasi Papua Merdeka (OPM) memiliki wadah tingkat internasional, yaitu Unrepresented Nations and Peoples Organizations (UNPO) yang bermarkas di Belanda. Para pimpinan mereka sering melakukan pertemuan di markas UNPO. Jadi, gerakan separatis di Indonesia memiliki wadah koordinasi di tingkat internasional, di mana antar gerakan tersebut tidak berdiri secara terpisah.

4. Juli 2005, Kongres AS membuat Rancangan Undang-Undang (RUU) 2601 yang memuat masalah Papua di Amerika. RUU itu sendiri telah disetujui Kongres AS dengan perbandingan suara 315 versus 78. Di antara isi RUU itu (section 1115) adalah adanya kewajiban menteri luar negeri AS untuk melapor kepada Kongres tentang efektivitas otonomi khusus Papua dan keabsahan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969. Sekalipun pemerintah AS melalui Deplu AS yang disiarkan dari Washington DC, Jum'at (29/7/2005), menyatakan tidak mendukung disintegrasi Papua dari Indonesia, namun persetujuan mayoritas Kongres terhadap RUU tersebut menunjukkan AS akan mendukung pelepasan tersebut.

Sedangkan di Maluku, upaya separatisme oleh gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) juga menempuh upaya yang sama. RMS mewujud dalam wajah lain bernama Forum Kedaulatan Maluku (FKM). Upaya intersionalisasi persoalan domestik Indonesia juga tampak pada FKM di Maluku. Ketua FKM, Alex Manuputty, mengakui bahwa jaringan FKM yang aktif terdiri dari 50 orang yang tersebar di berbagai negara seperti Australia, Belanda, Jerman, Amerika, dan Eropa. Bahkan, kini Alex Manuputty dikabarkan kabur ke Amerika, dan bebas berkeliaran di sana. Sementara pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
Internasionalisasi konflik yang terjadi di Maluku dengan turut campurtangannya Paus, PBB, dan berbagai pernyataan Amerika yang disampaikan berkali-kali, tidak lain adalah dalam rangka memisahkan wilayah Maluku dari Indonesia, dengan alasan bahwa mayoritas penduduknya adalah Kristen, seperti yang banyak dilansir oleh media massa yang tendensius. Semuanya itu menjadi catatan tersendiri, bahwa memang ada dukungan terhadap kelompok spratisme di Indonesia.

Semua fakta tadi menggambarkan dengan jelas, bahwa upaya internasionalisasi persoalan domestik Indonesia, khususnya persoalan disintegrasi, tampaknya memang merupakan agenda negara-negara Kafir imperialis Barat. Tujuannya jelas, agar dunia internasional mendukung disintegrasi tersebut seperti yang terjadi di Timor Timur. Sayangnya, pemerintah tidak bersikap tegas, dan melakukan manuver yang tepat untuk mengantisipasi persoalan tersebut.

Bahaya Disintegrasi

Harus diakui, salah satu nikmat terbesar yang diberikan kepada negeri-negeri Muslim, khususnya Indonesia, selain kekayaan alamnya yang melimpah, adalah penduduknya yang mayoritas Muslim. Siapa pun yang menghayati Islam akan menyaksikan, setidak-tidaknya ada lima potensi besar yang dimiliki umat Islam:

Pertama, Potensi Ideologis. Setelah komunisme runtuh, satu-satunya musuh ideologis AS adalah Islam. Carleton, saat mengomentari peradaban Islam dari tahun 800 M hingga 1600 M, menyatakan, "Peradaban Islam merupakan peradaban yang terbesar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan negara adidaya (super state) yang terbentang dari satu samudera ke samudera lain; dari iklim Utara hingga Tropis dengan ratusan juta orang di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku." (Carleton, Technology, Business, and Our Way of Life: What's Next). Begitu juga pemikir yang sangat dipercaya AS, Samuel Huntington, dalam The Clash of Civilitation, menulis, "Problem mendasar bagi Barat bukanlah fundamentalisme, tetapi Islam sebagai peradaban yang penduduknya yakin akan ketinggian kebudayaannya, tapi dihantui rendahnya kekuataan mereka saat ini." Bush sendiri saat akan menyerbu Afghanistan menyatakan, bahwa perang tersebut merupakan perang peradaban. Potensi ideologis inilah yang dipandang sebagai ancaman oleh negara Kafir Imperialis.

Kedua, Potensi Geopolitis. Kaum Muslim secara geografis menempati posisi strategis jalur laut dunia. Mereka menempati Selat Gibraltar, Terusan Suez, Selat Dardanella dan Bosphorus yang menghubungkan jalur laut Hitam ke Mediterania, Selat Hormuz di Teluk dan Selat Malaka di Asia Tenggara. Dengan menempati posisi strategis seperti ini, kebutuhan dunia banyak ditentukan oleh umat Islam. Sebab, lalu-lintas internasional pasti akan melewati jalur laut tersebut. Jika seluruh wilayah kaum Muslim di dunia bersatu di bawah naungan Khilafah Islam, dan umat Islam berada dalam satu suara dan satu komando, niscaya mereka akan menjadi kekuatan adidaya. Inilah yang dianggap berbahaya oleh negara-negara besar yang mengemban ideologi Kapitalis saat ini. Dalam hal ini Indonesia merupakan salah satu negeri Muslim yang memiliki posisi geopolitis yang sangat strategis dalam percaturan internasional.

Ketiga, Potensi Sumber Daya Alam. Negeri-negeri Islam juga dianugerahi Allah dengan kekayaan alam yang melimpah; lembah, ngarai, hutan nan hijau, rempah-rempah yang melimpah, isi perut bumi berupa bahan tambang, minyak, dan gas bumi; kesuburan yang tiada taranya; laut dengan segala macam potensi yang ada di permukaannya, di dasarnya, maupun di perut buminya. Pendek kata, negeri kita, negeri kaum Muslim ini, dikurniai Allah SWT kekayaan yang luar biasa. Sebagai contoh, kekuatan ini pernah ditunjukkan oleh negeri-negeri Arab dalam embargo minyak tahun 1973-1974. Embargo ini sempat mengguncang ekonomi AS dan Eropa. Potensi sumberdaya alam ini, di satu sisi dipandang sebagai bahaya yang dapat mengalahkan negara-negara besar; sementara di sisi lain merupakan lahan bagi negara-negara besar untuk memperkaya diri mereka. Sekali lagi, Indonesia merupakan negara yang amat kaya sumberdaya alamnya.

Keempat, Potensi Jumlah Penduduk. Memang, jumlah penduduk bukanlah faktor penentu kekuatan suatu negara. Namun bila umat Islam di seluruh dunia bersatu di bawah Khilafah, jumlah penduduknya akan menjadi penduduk terbesar dengan ideologi Islam. Tentu, ini merupakan kekuatan yang luar biasa. Realitas menunjukkan, bahwa Indonesia dengan penduduk 220 juta jiwa merupakan negeri Muslim yang berpenduduk terbesar di dunia.

Kelima: Potensi Militer. Harus diakui, bahwa saat ini kekuatan militer dunia Islam sangat bergantung kepada musuh-musuh mereka. Tetapi, secara kuantitas jumlah tentara di Dunia Islam sangat besar. Bila direkrut 1 % saja dari penduduknya yang 1,5 Milyar, akan didapat 15 juta tentara. Di Indonesia, bila 1% saja penduduk dewasa menjadi tentara akan ada 10 juta tentara. Karena itu, dapat dibayangkan betapa kuatnya jika mobilisasi pasukan militer ini dilakukan oleh sebuah negeri Muslim, apalagi negara yang bersifat internasional. Pada sisi ini pula, Islam dipandang sebagai ancaman bagi peradaban Barat yang kapitalistik. Dalam hal ini, Indonesia dipandang juga memiliki potensi tersebut.
Semua potensi ini memunculkan ambisi negara-negara barat, agar umat Islam tidak menjadi negara adikuasa yang dapat menghilangkan kezhaliman dan nafsu penjajahan mereka? Dengan kata lain, bagaimana agar Islam dapat dikebiri secara ideologis? Bagaimana agar geopolitisnya tidak dapat digunakan untuk membangun peradaban Islam, melainkan justru dapat digunakan untuk kepentingan Barat? Bagaimana agar sumberdaya alamnya tidak dapat dikelola untuk memenangkan persaingan ekonomi dengan mereka; sebaliknya dapat dikuras untuk kepentingan mereka? Bagaimana agar penduduknya tidak menjadi ancaman? Dan bagaimana agar tidak muncul kalangan militer yang memiliki kesadaran ideologis Islam dalam jumlah yang besar, yang rindu akan perjuangan Islam, dan tidak mengalami depresi dalam pertempuran, bahkan siap berjuang dengan prinsip "hidup mulia atau mati syahid"? Jawabannya hanya satu, yaitu umat Islam harus dibuat lemah. Agar umat Islam lemah, maka harus dipecah belah. Karena itu, dilakukan berbagai upaya untuk menciptakan disintegrasi di tengah kaum Muslim. Saat ini Umat Islam telah terpecah menjadi 56 negara. Bahkan dari negara yang kecil-kecil itu akan dipecah belah lagi dengan disintegrasi yang terus berjalan hingga sekarang. Indonesia kini sedang diarahkan pada terjadinya disintegrasi semacam ini. Tujuannya agar umat Islam semakin remuk, hancur berkeping-keping, dan bertempur dengan sesamanya. Umat Islam dibuat menjadi buih raksasa!

Karenanya, mudah diduga apa yang memotivasi Barat untuk melakukan disintegrasi atas negeri-negeri Islam. Persatuan negeri-negeri Islam jelas merupakan ancaman besar bagi negara-negara Kafir Imprialisme Barat. Apalagi jika persatuan itu dibangun atas dasar ideologi yang sahih, yakni mabda Islam yang berdasarkan akidah Islam; dengan penerapan hukum-hukum yang mulia dan agung yakni syariat Islam, di dalam sebuah naungan institusi politik, yaitu Khilafah Islam.

Memang, tak dapat dipungkiri telah terjadi kezaliman dan ketidak adilan atas hak-hak rakyat di berbagai daerah. Namun, kondisi semacam ini tidak dapat diselesaikan dengan upaya disintegrasi atau pemisahan diri dari wilayah kesatuan negeri Muslim. Pemecahan yang sahih adalah dengan menyingkirkan kezaliman tersebut dan menyetarakan hak-hak seluruh rakyat dengan baik. Kezaliman yang terjadi selama ini disebabkan karena tidak diterapkannya syariat Islam. Ajaran Islam memerintahkan penguasa untuk menegakkan keadilan atas seluruh wilayah dan seluruh lapisan masyarakat, meskipun mereka berbeda-beda suku dan keyakinannya. Islam memerintahkan untuk bersikap adil dan ihsan. Juga memerintahkan untuk berbuat baik dalam hal pengaturan dan memelihara seluruh urusan warga negara, baik Muslim maupun non-Muslim. Sabda Rasulullah saw:
Dan seorang imam (Khalifah) adalah pemimpin atas (seluruh) rakyatnya. Dan ia bertanggung jawab atas (seluruh urusan) rakyatnya.

Wahai Kaum Muslim,

Kami menyerukan kepada seluruh kaum Muslim, baik para ulama, cendekiawan, para pemimpin ormas Islam, politisi Muslim, budayawan Muslim, hartawan Muslim, wartawan Muslim, hakim Muslim, jaksa Muslim, dosen Muslim maupun mahasiswa Muslim, waspadalah dengan makar orang-orang yang ingin menggerogoti wilayah kita, dengan menciptakan disintegrasi di negeri kita. Bersatulah menghadapi makar itu dan berjuanglah untuk menyatukan negeri ini dan mempertahankan keutuhannya. Allah SWT mewajibkan kita untuk mempertahankan keutuhan wilayah negeri Islam, termasuk Indonesia, dan menyatukan seluruh negeri-negeri Islam yang lainnya. Kita harus terus mempertahankan keutuhan negeri Muslim yang ada, seraya berupaya menggabungkannya satu sama lain. Kita sadar, disintegrasi hanya akan semakin memperlemah Islam dan umatnya, yang menyebabkan langgengnya kezaliman. Kelemahan itulah yang diinginkan oleh negara imperialis Kafir. Pihak imperialis terus berupaya mengerat-erat negeri Muslim. Indonesia yang merupakan negara besar, kini tengah berusaha dipecah-belah.

Kami juga menyerukan kepada para jenderal dan prajurit Muslim serta para polisi Muslim. Bangkitlah dengan kekuatan yang saudara miliki untuk menjaga setiap jengkal negeri ini agar tidak lepas dari tangan kekuasaan kita. Janganlah negeri ini diserahkan kepada musuh-musuh kita, yang siang dan malam terus melakukan konspirasi untuk memisahkan wilayah negeri ini. Karena itu, jagalah perbatasan wilayah negeri kita ini dengan niatan yang ikhlas, semata karena Allah, niscaya kita akan menang, sebagaimana Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah, dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung. (TQS. Ali 'Imran [3]: 200).

Kepada semua komponen umat Islam, baik sipil maupun militer, janganlah saudara memberi kesempatan kepada penguasa seperti dulu, ketika mereka melepaskan Timor Timur dari negeri ini. Ingatlah, bahwa segala keputusan dan sikap kita hari ini akan berdampak di masa depan, di dunia maupun di akhirat kelak. Telah tampak di mata kita, tangan-tangan asing dan keterpecahbelahan umat. Semua itu akibat kita tidak berpegang teguh pada tali Allah SWT yang kokoh, yaitu Islam.

Janganlah kita membiarkan diri kita semakin tercabik-cabik! Jagalah keutuhan kita! Pertahankan kesatuan yang masih ada. Berjuanglah terus bersama para pengemban dakwah, yaitu orang-orang yang memiliki kesadasaran politik yang sahih, yang berjuang untuk menjaga keutuhan wilayah negerinya semata-mata karena Allah SWT. Hanya dengan itu, keutuhan wilayah kita akan bisa terjaga, dan negeri ini akan terbebas dari belenggu penjajahan negara-negara Kafir imperialis itu.

14 Agustus 2005
Hizbut Tahrir Indonesia
Kepribadian sangat penting sekali untuk membuat anda dan juga teman - teman anda merasa nyaman dengan anda..Berikut ada tips - tips untuk melatih kepribadian anda, yang mudah - mudahan dapat dipraktekkan dan diimplementasikan ke dalam kehidupan anda. Jangan biarkan stress dan pikiran negatif mengubah anda menjadi murung, tetaplah gembira dengan latihan kepribadian berikut ini:

• Tetap tersenyum

Usahakan tetap tersenyum betapapun anda memiliki hari-hari yang tidak menyenangkan. Hal ini mungkin terasa seperti terpaksa saat itu tapi anda kemudian akan terheran-heran begitu besar senyum dapat meningkatkan spirit anda. Sepertinya memang sulit untuk tersenyum, apalagi setelah ada maslah yang sangat berat,,mis : nilai ujian yang kurang bagus,seperti saya baru - baru ini mendapatkan nilai yang kurang bagus, tapi saya tetap tersenyum dan saya merasakan ketenangan yang sangat luar biasa, kalau menurut saya nilai kurang bagus itu dikarenakan sebelumnya saya kurang belajar dan menyepelekkan ujian tersebut, jadi yang saya lakukan yaitu mencoba lebih baik, dan akan diimplementasikan dari sekarang, sehingga ujian berikutnya menjadi lebih baik,,saya berani jamin.

• Pandai mengontrol diri
Mengontrol diri sangat menyulitkan memang, tetapi jika anda sudah dapat menguasainya, maka akan mendapatkan ketenangan yang tak ternilai, Ekspresi wajah merupakan salah satu tanda yang menggambarkan perasaan anda yang paling mudah dikenali. Usahan ekspresi mimik muka anda netral sekalipun ketika anda tengah marah atau stress dan jangan biarkan dahi berkerut karena kerutan itu perlahan-lahan akan membuat anda nampak lebih tua.

• Tetap berkomunikasi
Menutup dan menolak berkomunikasi secara emosio hanya bakal membuat masalah lebih runyam jika hari-hari anda telah penuh dengan kegelisahan dan ketegangan. Tidak masalah apapun situasinya, cobalah membuat segala sesuatu mudah dan teratur dengan membiarkan berkomunikasi kepada teman atau rekan kerja anda.

• Rasakan perasaan orang
Pikirkan bagaimana anda ingin diperlakukan orang lain sebelum anda memuntahkan perasan kesal pada orang lain. Tak ada seorangpun di sekitar anda yang ingin menjadi objek cemberut anda. Jika anda tidak ingin diperlakukan seperti itu, jangan memperlakukan orang lain seperti itu.

• Miliki rasa humor
Seberapapun beratnya hari-hari anda, cobalah untuk tidak menghilangkan perasaan humor. Humor sangat penting untuk mempertahankan keharmonisan pertemanan anda.Tertawa itu baik bagi jiwa dan membantu membuat orang di sekitar anda merasa lebih baik dan tujukan anda memiliki kpribadian baik.


Pada saat memikirkan tentang tujuan (ghoyah) dan target (ahdaf), pertama kali harus membatasi lebih dahulu apa yang dimaksud dengan ghoyah atau ahdaf. Ini sudah menjadi suatu keharusan untuk sampai pada proses berfikir yang membuahkan hasil. Pembatasan tersebut bukan perkara yang mudah, karena umat dan bangsa yang mundur biasanya tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Mereka tidak mampu mengetahuinya. Jangankan individu-individu yang mundur pemikirannya, orang-orang yang tinggi pemikirannya pun tidak biasa membatasi apa yang mereka inginkan. Bahkan diantara mereka ada yang tidak mampu membatasi tujuan atau targetnya.

Banyak bangsa, umat maupun orang-perorang yang dikuasai oleh sikap-sikap emosional, ikut-ikutan, dan tidak berpikir jernih. Kondisi ini muncul biasanya karena terdapat unsur-unsur yang mengancam eksistensi mereka. Akibatnya terbentuk pemikiran-pemikiran yang kacau, ditambah lagi dengan arus informasi yang tidak jelas, sehingga mereka terdorong untuk melakukan suatu aktivitas tanpa mengindahkan lagi tujuannya, atau tanpa membatasi lagi ghoyah. Padahal membatasi target dan tujuan dalam berpikir adalah perkara yang mesti ada, agar proses berpikir mampu membuahkan hasil. Berpikir atau beramal akan terwujud karena sesuatu, yaitu adanya tujuan. Setiap manusia merupakan pemikir, tetapi tidak setiap manusia mampu membatasi tujuan berpikirnya.

Target dan tujuan berbeda-beda seiring dengan bermacam-macamnya keadaan manusia. Umat yang mundur, mempunyai tujuan ingin bangkit. Umat yang maju tujuannya adalah ingin merealisasikan seluruh bentuk pemuasan kebutuhannya. Bangsa yang baru eksis, pada tahap pertama kali memiliki tujuan ingin mempertahankan lingkungan tempat hidupnya. Bangsa yang maju tujuannya adalah ingin memperbaiki keadaannya dan ingin memunculkan perubahan yang lebih baik. Individu yang mundur pemikirannya, memiliki tujuan untuk memuaskan potensi kehidupannya. Satu bangsa yang maju pemikirannya mempunyai tujuan ingin memperbaiki bentuk pemuasan kebutuhan yang ada pada dirinya. Walhasil, target dan tujuan akan berbeda-beda seiring dengan perbedaan kondisi manusia dan taraf berpikirnya. Meskipun tujuan dan target ada pada bangsa-bangsa dan individu, tetapi bersabar untuk merealisasikan tujuan dan bersungguh-sungguh untuk mencapainya hanya dijumpai pada tujuan jangka pendek dan mudah dicapai.


Contohnya adalah memenuhi berbagai kebutuhan-kebutuhan dasar (seperti makan, minum, berpakaian, memiliki tempat tinggal dan sejenisnya) -dilihat dari sisi pemenuhan itu sendiri- merupakan tujuan yang sangat mudah sifatnya, meski tidak langsung diperoleh begitu saja. Oleh karena itu kemampuan untuk bersabar –dalam memperolehnya- hampir ada pada seluruh manusia, meskipun kemampuan tersebut berbeda-beda tingkatannya. Apabila kita berusaha untuk mendapatkan makanan, atau berusaha untuk memberi makan keluarga, atau ingin memiliki sesuatu, atau memperoleh rasa aman dan lain-lain, maka upaya untuk merealisir tujuan-tujuan semacam ini selalu ada pada mayoritas manusia. Sebab perkara-perkara tersebut merupakan perkara-perkara dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Sementara jika kita berusaha untuk bangkit atau untuk membangkitakan suatu bangsa, atau berusaha untuk meningkatkan martabat/kedudukan bangsa dan umat kita, maka realisasi tujuan-tujuan semacam ini membutuhkan kesabaran dan usaha lebih keras yang bersifat terus menerus. Dan hal ini seringkali diluar batas-batas kemampuan seorang manusia. Contohnya adalah, kadang-kadang kita sudah mulai berusaha untuk meraih tujuan-tujuan yang telah kita tentukan, tetapi kita membatasi diri untuk tidak merealisasikan suatu tujuan, karena tatkala berupaya untuk meraih tujuan tersebut, ternyata kita banyak menemui kesulitan, juga akibat tidak adanya kesabaran. Kadang-kadang kita mulai berusaha, tetapi memulai aktivitas untuk meraih tujuan tadi dan tatkala menjalankannya tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, walau kita tetap berusaha meraih tujuan tersebut, tetapi tetap tidak dapat merealisir tujuannya. Padahal tidak mendapatkan kesulitan dan tidak kehilangan kesabaran. Hal itu disebabkan karena kita memang tidak sungguh-sungguh menjalankan usaha tersebut. Dan sudah lumrah diketahui bahwa merealisir tujuan yang jauh (berjangka panjang) dan sulit seperti itu sangat membutuhkan keseriusan, kesabaran dan usaha yang terus menerus.

Seorang individu biasanya lebih mampu untuk bersikap sabar daripada sebuah jamaah, bangsa ataupun umat. Pandangan seorang individu biasanya lebih jelas dan lebih kuat daripada jamaah, karena kumpulan manusia cenderung akan melemahkan proses berpikir dan pandangan mereka. Oleh karena itu pandangan satu orang akan lebih kuat dibandingkan dengan pandangan dua orang. Setiap kali bilangannya semakin besar, maka pandangan mereka akan semakin lemah. Dengan demikian kita tidak bisa meletakkan berbagai tujuan yang jauh (bersifat jangka panjang) bagi suatu bangsa, karena mereka tidak akan berjalan untuk merealisirnya. Jika mereka berjalanpun, mereka menjalankannya tidak dengan sungguh-sungguh dan serius, sehingga tidak akan mencapai tujuannya. Berdasarkan hal ini maka tujuan yang diletakkan bagi suatu bangsa harus tujuan yang dekat (berjangka pendek), mudah (sederhana) dan amat mungkin direalisasikan. Hal ini mengharuskan dibuatnya tujuan antara, atau tahapan-tahapan. Sehingga apabila satu tujuan (dalam suatu tahapan) dapat direalisir, mereka bisa bangkit untuk merealisir tahap berikutnya, begitu seterusnya. Dalam hal ini sebuah jamaah lebih dekat/mudah dibandingkan individu untuk melihat sesuatu yang real, dan lebih sedikit menanggung beban kesulitan yang besar. Sedangkan pada individu-individu -secara umum- mereka mampu melihat bahwa sesuatu yang mungkin secara akal pasti mungkin pula (dicapai-peny) secara real. Individu mampu melihat sesuatu yang jauh, lebih bersabar menghadapi kesulitan dan lebih mampu menanggung hambatan.

Tujuan atau target yang diletakan untuk suatu umat, bangsa atau individu, -dari sisi realisasinya- tidak boleh ditujukan bagi generasi-generasi yang akan datang, dan tidak boleh diluar kemampuan manusia. Disamping itu tidak boleh memasukkan sarana-sarana yang tidak ada atau tidak mungkin diwujudkan. Tujuan harus mungkin direalisir oleh generasi yang ada saat ini, dengan mengerahkan potensi yang dimiliki oleh manusia normal, menggunakan sarana-sarana yang ada atau mungkin untuk diadakan. Tujuan merupakan target yang akan diraih oleh pihak yang berusaha meraihnya, dan dia tidak akan merealisirnya apabila melihat bahwa tujuan tersebut tidak bisa direalisasikan. Selama manusia berusaha mewujudkan tujuannya, pasti dia membutuhkan sarana-sarana yang menjadi perantara untuk merealisasikannya. Apabila sarana tersebut tidak dimilikinya, maka dia tidak akan bisa mengusahakannya, walaupun dia menampakkan usahanya atau membohongi dirinya bahwa dia sedang berusaha. Manusia berusaha mengandalkan kekuatannya sebagai manusia. Apabila kekuatan tersebut tidak cukup, maka dia tidak akan mampu merealisirnya. Manusia tidak akan dituntut dengan beban yang ada di luar kemampuannya. Bahkan manusia tidak akan mampu melakukan aktivitas di luar kemampuannya. Atas dasar ini suatu tujuan meskipun jauh (berjangka panjang), harus tergolong sesuatu yang mungkin diwujudkan oleh orang yang sedang berusaha, mengandalkan potensi normal yang dimilikinya sebagai manusia, dan dengan menggunakan sarana-sarana yang ada pada dirinya.

Jadi, tujuan itu harus ditentukan/dibatasi. Tujuan harus bersifat empirik, bisa dilihat oleh mata, kepala, dan bias dijangkau akal. Tujuan harus mungkin diwujudkan secara akal dan realita. Jika tidak, maka keberadaannya sebagai tujuan dianggap tidak ada. Bangsa-bangsa maupun umat, sama seperti halnya seorang individu, harus mempunyai tujuan dalam proses berpikir maupun amalnya. Hanya saja tujuan suatu bangsa atau umat bukan tujuan yang jauh dan sulit untuk dicapai. Semakin dekat suatu tujuan dan mudah diwujudkan, akan semakin baik dan mudah membuahkan hasil.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membedakan antara tujuan dengan nilai yang paling tinggi (al-matsalul a’la). Al-matsalul a’la adalah tujuan dari segala tujuan, atau yang biasa disebut dengan ghoyatul ghoyah. Pada al-matsalul a’la tidak disyaratkan sesuatu kecuali harus ada usaha untuk meraih dan mewujudkannya. Tidak disyaratkan harus mungkin untuk diwujudkan secara nyata (fi’lan). Hanya disyaratkan harus mungkin diwujudkan secara akal. Perbedaan diantara keduanya adalah bahwa tujuan mesti diketahui sebelum pelaksanaan amal, dan harus senantiasa diketahui selama pelaksanaan amal. Juga harus diusahakan dengan sungguh-sungguh untuk diwujudkan secara terus menerus, sehingga bisa diwujudkan secara nyata. Adapun al-matsalul a’la, maka tetap harus diperhatikan selama berpikir dan beramal. Sebagai contoh, ridla Allah termasuk al-matsalul a’la bagi kaum muslimin. Namun sebagian kaum muslimin menjadikan surga sebagai al-matsalul a’la. Sebagian yang lain menjadikan jauh dari neraka sebagai al-matsalul a’la. Akan tetapi dua perkara tersebut dan yang sejenisnya, meskipun bisa dijadikan ghoyatul ghoyah tidak bisa dinyatakan sebagai al-matsalul a’la. Dua tujuan tadi tergolong tujuan dari tujuan-tujuan sebelumnya. Setelahnya terdapat juga tujuan (yaitu al-matsalul a’la). Al-matsalul a’la, meskipun termasuk ghoyatul ghoyah, tetapi setelahnya tidak terdapat tujuan lagi. Ghoyatul ghoyah yang tidak ada lagi tujuan setelahnya, adalah keridloan Allah. Jadi, al-matsalul a’la bagi seorang muslim adalah mencapai keridloan Allah, bukan ingin masuk surga atau menghindari masuk neraka.

Dengan demikian al-matsalul a’la meskipun termasuk ghoyah –dilihat dari sisi ghoyatul ghoyah- tetapi berbeda dengan tujuan dan target. Apa yang dikatakan tentang berpikir dan amal, bahwa keduanya harus ada pembatasan tujuan. Dalam hal ini tidak termasuk al-matsalul a’la. Yang dimaksud disini adalah ghoyah yang bisa diwujudkan secara nyata, meskipun dibaliknya masih terdapat tujuan lain atau bahkan tujuan-tujuan yang lain. Berdasarkan hal ini ghoyah harus dibatasi dan harus mungkin diwujudkan oleh orang yang berusaha mewujudkannya, bukan oleh generasi-generasi yang akan datang. Sarana-sarananya harus bisa didapatkan dengan mudah atau harus mungkin bisa dijalankan secara praktis (‘amali) dan nyata (waqi’i). Ghoyah berbeda dengan al-matsalul a’la. Ghoyah merupakan target tertentu untuk dicapai. Oleh karena itu berpikir tentang ghoyah harus bersifat waqi’i dan ‘amali, artinya harus mungkin diwujudkan oleh orang yang sedang mengusahakannya


Dalam bahasa Indonesia, kata 'nafsu' bermakna positif dan negatif, sama halnya dengan istilah al-nafs dalam Alquran. Dalam pengertian negatif, kata nafsu diartikan sebagai dorongan hati yang kuat untuk berbuat tidak baik. Kata nafsu diartikan pula dengan konotasi positif ketika dipahami sebagai selera, gairah, atau keinginan terhadap sesuatu. Dalam Alquran dijelaskan ada tiga bentuk nafsu manusia.

Pertama, nafsu ammarah bissu'. Nafsu ini sangat berbahaya apabila melekat pada diri seseorang. Sebab, nafsu ini selalu mengarahkan manusia pada perbuatan tidak baik, kejahatan, dan perilaku yang bertentangan dengan agama. Firman Allah SWT, ''Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.'' (QS 12: 53). Orang yang dikuasai nafsu ammarah bissu' akan diperbudak nafsunya. Bahkan, ia menjadikannya sebagai 'tuhan' yang dipatuhi dan dituruti. Orang seperti ini lebih sesat daripada binatang yang hanya mempunyai nafsu, seperti firman Allah, ''Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

Maka, apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?'' (QS 25: 43). Orang yang mengikuti nafsu ini tidak mampu memfungsikan indera dan akalnya untuk memahami kebenaran. Allah SWT berfirman, ''Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.'' (QS 7: 179).
Kedua, nafsu lawwamah. Nafsu ini sudah mengenal mana yang baik dan buruk. Orang yang memiliki nafsu ini belum sempurna berada dalam kebaikan. Nafsu ini selalu mengarahkan pemiliknya menentang kejahatan, tetapi suatu saat, karena lalai, ia terjerumus kepada kejahatan dan perbuatan dosa. Keadaan ini membuat pelakunya menyesal terhadap dosa yang telah dilakukan, seperti firman Allah, ''Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).''(QS 75: 2). Namun, setiap kali ia bertobat dari kesalahan yang telah dilakukan, ia kemudian lupa dan kembali melakukan dosa. Ketiga, nafsu muthmainnah. Ini merupakan nafsu yang baik dan membuat pemiliknya tenang berada dalam ketaatan dan kebaikan.

Nafsu ini telah mendapat rahmat dari Allah sehingga pemiliknya berpendirian teguh untuk menjadikan Allah sebagai Tuhan yang disembah. Allah SWT menjelaskan, ''Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 12: 53). Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim perlu menjauhi nafsu ammarah bissu' dan nafsu lawwamah. Sebaliknya, ia perlu memiliki nafsu muthmainnah. Melaluinya, ia akan memperoleh ketenangan hidup, selalu menampilkan perbuatan baik yang membawa kemaslahatan bagi dirinya, bangsa, dan negara.


"Bangun subuh tiap hari? Engga janji la yau...!". Itu barangkali ucapan orang-orang yang malas bangun pada subuh hari. Alasannya, takut ngantuk siang harinya di sekolah, atau di tempat kerja. Sungguh keliru pandangan itu. Bangun subuh rutin setiap hari, justru membuat badan segar, sehat, dan kuat. Kenapa begitu? Logika sederhananya, pagi hari udara masih bersih, belum banyak polusi udara, sehingga baik untuk paru-paru kita. Di samping itu embun pagi yang turun pada subuh hari dan menerpa badan kita (jika kita keluar jalan-jalan atau ke masjid -- pen), akan menyehatkan pori-pori kulit kita.

Jadi sesungguhnya, membiasakan bangun pagi pada seluruh anggota keluarga kita, adalah kebiasaan positif yang harus dipelihara. Apalagi bagi keluarga Muslim, seyogyanya tradisi bangun subuh bukan hal yang asing. Karena ada perintah sholat subuh yang wajib dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga yang sudah aqi-baligh (dewasa).

Siapapun tak menyangkal, bahwa bangun pada subuh hari akan menguntungkan kita dipandang dari sudut manapun. Dari sudut kesehatan, jelas kebiasaan menghirup udara bersih pada subuh hari, akan menguatkan paru-paru. Di samping itu, suasana subuh yang nyaman dan bersih itu akan memberi pencerahan pada jiwa dan otak kita. Buktinya, menghafal pada subuh hari (bagi anak-anak yang sedang menghadapi ujian sekolah atau ulangan umum) akan lebih mudah diserap oleh otak.

Dari sudut sosial, orang-orang yang sering bangun subuh dan sering sholat subuh berjama'ah di masjid, akan menumbuhkan jalinan ikatan sosial dan persaudaraan yang lebih kokoh, ketimbang melalui pergaulan di luar masjid. Apalagi bagi pekerja yang sibuk dan jarang berada di rumah pada waktu-waktu Maghrib dan 'Isya, maka kesempatan bersosialisasi dengan masyarakat adalah lewat sholat Subuh berjama'ah di masjid. Percayalah, jalinan persaudaraan lewat sholat Subuh berjama'ah di masjid akan lebih nyaman dan erat.


Dari sudut ekonomi apalagi, jangan ditanya. Pasti semua sepakat, yang tidak pernah bangun pagi pasti akan "ketinggalan kereta". Mereka yang menjual produk jasa atau barang, yang cocok dijajakan pagi hari, akan lebih mudah meraup rezeki, ketimbang mereka yang bangun agak siangan. Penarik becak, sopir angkot, penjaja sayur-mayur di pasar, juga pedagang nasi uduk dan makanan lainnya, pasti akan numpuk dagangannya alias tidak laku, jika mereka bangun setelah matahari terbit. Agaknya tepat pepatah Bahasa Inggris yang mengatakan, "early come early serve" yang arti bebasnya, "yang lebih awal bangun, mereka yang lebih dulu akan meraup keuntungan".

Selain itu, jika seluruh anggota keluarga bisa komitmen rutin bangun pagi, biaya listrik akan lebih irit. Sebab kita bisa matikan lampu-lampu kamar atau ruangan lainnya lebih dini. Ini bukan hanya penghematan pembayaran listrik, tapi lampu akan lebih awet. Jadi secara tidak langsung kebiasaan bangun pagi pada dasarnya berdampak pada keuntungan ekonomi yang cukup signifikan.

Keuntungan bagi keluarga tak kalah besarnya. Jika seluruh anggota keluarga komitmen bangun pagi, segala urusan (pekerjaan rumah, sekolah maupun kerja) relatif jadi lebih mudah. Bagaimana tidak? Anak-anak yang terbiasa bangun pagi, bukan hanya tidak tergesa-gesa dalam menyiapkan pelajaran dan keperluan sekolah lainnya, tapi juga diharapkan bisa sedikit membantu beres-beres rumah. Selain itu mereka tak saling berebut ke kamar mandi atau WC (jika kamar mandi dan WC cuma satu sementara jumlah anggota keluarga relatif banyak -- pen).

Semua itu bukan hanya menutup peluang ribut-ribut antar anak-anak yang mau sekolah, tapi sebaliknya melahirkan kebersamaan dan persaudaraan yang lebih akrab dan hangat. Apalagi sebelum berangkat sekolah atau bekerja, seluruh anggota keluarga sarapan bareng semeja..., duh nyaman deh!

Bangun subuh hari seluruh anggota keluarga pada hari-hari libur, so pasti menyenangkan. Cobalah bikin agenda bangun subuh di hari libur, lalu janji berolah raga bareng-bareng. Lari-lari pagi kek, jalan-jalan kek, atau sekadar senam kesegaran jasmani di lapangan yang dekat dengan rumah. Kalau bisa janjian dengan tetangga atau rekan terdekat. Akan lebih baik lagi, bila dengan teman-teman saling mengingatkan bangun pagi dengan "tahajud/subuh call".

Karena itu, hendaknya kita tak henti-henti mendorong anggota keluarga untuk rajin dan rutin bangun subuh hari. Keuntungannya pasti besar, baik dunia maupun akhirat. Ayo deh kita berlomba-lomba bangun subuh hari. Kalau perlu yang paling awal bangun diberi hadiah. Itu hanya salah satu kiat untuk menggairahkan dan menggiatkan kebiasaan bangun subuh hari. Kiat apa saja bisa kita lakukan, intinya supaya tumbuh semangat berlomba bangun pagi pada seluruh anggota keluarga kita.

Mau jadi milyader dunia akhirat? Ayo bangun di waktu fajar, lalu sholat fajar dua raka'at. Karena kata Nabi SAW, "Barangsiapa yang sholat sunah di waktu fajar, maka dia telah mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari dunia dan seisinya." Yuk berlomba bangun pagi! (sulthoni)