Sahabat...
Rasa cinta adalah fitrah manusia. Karenanya, percintaan adalah rentangan waktu kehidupan manusia yang akan mereka lalui dengan keindahan dan haru biru. Cinta yang tulus, insya Allah akan menyelamatkan manusia dari api neraka yang maha dahsyat panasnya.

Cinta tulus, terbesar dan hakiki adalah cinta kepada Allah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah sabda Rasulullah Saw. melalui Anas ra., "Ada tiga perkara yang barangsiapa dalam dirinya terdapat ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api."

Sahabat...
Sesungguhnya persaudaraan kita merupakan buah dari ketinggian akhlak, dan tafarruq (perselisihan) kita merupakan akibat dari rendahnya akhlak. Akhlak yang bagus membuahkan rasa saling cinta, saling sayang, dan saling memberikan manfaat. Karena itu, cinta melahirkan melahirkan ukhuwah. Ukhuwah yang telah digambarkan secara mengharukan oleh Bilal, Amar dan Zaid, atau Umar, Ali dan Utsman, yang bersanding dan bercinta karena Allah. Kasih sayang di antara mereka merupakan gambaran janin ukhuwah yang dikandung dalam perut iman, dan terlahir dari ibu yang bernama iman.



Ukhuwah berarti bersatunya hati-hati yang ruhnya terikat dengan ikatan akidah. Karenanya, persaudaraan adalah bentuk keimanan yang terikat dengan akidah yang amat kuat. Sementara perpecahannya adalah gambaran kekufuran, yang menempatkan keimanan dan kasih sayang di tempat sampah. Oleh karena itu, manusia yang benar fikrahnya adalah manusia yang melihat saudaranya lebih utama dibanding dirinya sendiri. Jika hal ini terjadi, ukhuwah akan terasa sangat indah, nikmat, dan manis.

Sahabat...
Persaudaraan dan saling mencintai karena Allah adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam agama kita. Siapapun yang berupaya mewujudkannya, tiada hal lain baginya kecuali surga yang maha indah. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa bersaudara dengan seseorang karena Allah, maka Allah mengangkatnya satu derajat di surga, yang tidak didapatnya dengan sesuatu amalan lainnya". Ibnu Jarir pun meriwayatkan sabda Rasulullah Saw. dari Ibnu 'Abbas ra., ia berkata, "Barangsiapa mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah, membela seseorang karena Allah, dan memusuhi seseorang karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan dari Allah bisa diperoleh dengan hal tersebut. Seorang hamba tidak akan menemukan nikmatnya iman, sekalipun banyak shalat dan shaum, sehingga dia bersikap demikian. Persahabatan di antara manusia pada umumnya didasarkan atas kepentingan dunia, namun hal itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka."

Sahabat...
Cinta seorang Mukmin adalah kekuatan. Ia bagaikan perekat yang mengikat batu bata individu Muslim dalam sebuah bangunan yang kokoh dan tidak mudah roboh. Allah Swt. Berfirman, Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. (Al Hujurat: 10) Sementara itu, Rasulullah Saw bersabda, "Mukmin yang satu terhadap Mukmin yang lain itu bagaikan bangunan
yang mengikat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya." (HR. Muttafaqun 'Alaih)

Sahabat...
Persaudaraan Islam bukanlah suatu permasalahan sampingan dalam Islam, tetapi ia menjadi salah satu prinsip dasar yang menyertai syahadah (persaksian) terhadap keesaan Allah dan kesaksian terhadap kerasulan Muhammad Saw. Persaudaraan merupakan buah dan konsekuensi keimanan yang amat sangat indah. Karena itu, kita harus sama-sama yakin bahwa keindahan-Nya qadim. Keagungan-Nya tinggi. Kekuasaan dan penguasaan-Nya Maha Dahsyat. Keindahan-Nya berpadu dengan kemuliaan. Keagungan-Nya berpadu dengan keluhuran. Kebesaran-Nya tak pernah berakhir. Keindahan-Nya pesona hati. Keagungan-Nya meningkatkan cinta. Sungguh, tiada cinta yaang hakiki kecuali cinta-Nya kepada kita sebagai makhluk-Nya, dan cinta kita kepada-Nya. Adakah kita merasakan semuanya? Wallahua'lam...

0 comments:

Posting Komentar