PERANG melawan pedofilia dan pornografi anak di Internet terus berlangsung. Hari Senin (21/6) lalu di markas besar UNESCO (Organisasi PBB untuk Pendidikan, Sains dan Kebudayaan) di Paris berlangsung pertemuan tentang upaya memerangi pornografi anak dan pedofilia di Internet, yang dihadiri oleh para penyedia layanan Internet, organisasi-organisasi non-pemerintah, dan wakil Interpol.

Pertemuan itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara kerja dan operasi jaringan pedofilia internasional di Internet dan mencari solusi bagi masalah moral dan kriminal ini.

Acara tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan ahli internasional tentang "Kekerasan Seksual pada Anak, Pornografi Anak dan Pedofilia di Internet" yang juga diadakan di markas UNESCO tanggal 18-19 Januari lalu.

Sebelumnya sudah ada rangkaian pertemuan internasional yang membahas pelacuran dan pornografi anak. Di antaranya adalah Konferensi ASEM (Pertemuan Asia-Eropa) tentang eksploitasi anak di London, 6-8 Oktober 1998, dan Konferensi Internasional tentang eksploitasi seksual anak di Stockholm, dua tahun sebelumnya.

Motor penggerak kedua konferensi penting tadi adalah ECPAT (End Child Prostitution, Child Pornography, and Trafficking in Children for Sexual Purpose), jaringan global organisasi dan individu yang peduli terhadap eksploitasi seksual anak. Sebelumnya ECPAT bernama End Child Prostitution in Asian Tourism, dan hingga kini bermarkas di Bangkok, Thailand.

ASISTEN Dirjen UNESCO Herikas Yushkiavitshus dalam sambutannya di pertemuan Paris pekan ini menyatakan, UNESCO sedang menyiapkan panduan tentang pornografi anak dan pedofilia dalam bahasa Inggris dan Perancis, untuk para orangtua dan guru. Bahannya antara lain diambil dari pertemuan para ahli 18-19 Januari lalu.

"UNESCO adalah salah satu dari sedikit badan PBB yang benar-benar menjadi begitu terlibat dalam perang melawan pedofilia di Internet," kata Agnes Fournier de Saint Maur dari Sekretariat Jenderal Interpol. Interpol sendiri tanggal 5 Juli mendatang akan membuka Web site yang mencakup tiga hal, yaitu tentang anak-anak yang hilang, kekerasan seksual pada anak dan penegakan hukum yang berbeda-beda di berbagai negara, serta tentang cara kerja Interpol melakukan investigasi.

Sedikitnya sudah ada tiga penyedia layanan Internet yang menerapkan pencekan pornografi anak dan pedofilia di Web, di antaranya adalah America Online (AOL). Sementara penyedia layanan pornografi anak di Internet yang utama berasal dari Jepang dan Amerika Serikat. Kaum pedofil umumnya memiliki akal untuk menghindari penangkapan, di antaranya dengan menggunakan alamat Internet palsu.

Turis seks juga tak kekurangan akal mengirimkan foto-foto porno yang diperolehnya dari anak-anak di negara seperti Thailand dengan kamera digital dan modem di komputer portable. (ij)

0 comments:

Posting Komentar